Aparat keamanan Israel menghadapi demonstran yang mengikuti aksi menuntut pembebasan sandera di Tel Aviv, 4 Mei 2024. (JACK GUEZ / AFP)
Aparat keamanan Israel menghadapi demonstran yang mengikuti aksi menuntut pembebasan sandera di Tel Aviv, 4 Mei 2024. (JACK GUEZ / AFP)

Warga Israel Desak Pemulangan Sandera, Baik dalam Kondisi Hidup atau Mati

Willy Haryono • 05 Mei 2024 19:42
Tel Aviv: Ribuan warga Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera menyepakati perjanjian gencatan senjata dengan kelompok Hamas agar sisa sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dapat dipulangkan, baik dalam kondisi hidup atau sudah mati.
 
Dalam sebuah aksi protes di Tel Aviv, yang berlangsung di saat delegasi Hamas bertemu mediator Mesir dan Qatar di Kairo, para demonstran mendesak pemerintah untuk mengambil segala cara untuk memulangkan sekitar 130 sandera.
 
"Saya di sini hari ini untuk mendukung kesepakatan (pemulangan sandera)," kata Natalie Eldor, salah satu keluarga sandera.

"Kita harus memulangkan mereka. Kita harus memulangkan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Kita harus memulangkan mereka. Kita harus mengubah pemerintahan ini. Ini harus diakhiri," lanjutnya, mengutip dari laman AsiaOne pada Minggu, 5 Mei 2024.
 
Aksi protes terbaru di Tel Aviv, menjelang Hari Peringatan Holocaust Yom HaShoah yang jatuh pada 6 Mei tahun ini, terjadi ketika perang di Gaza mendekati akhir bulan ketujuh di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk menghentikan pertempuran.
 
"Satu-satunya hal yang membuat kami terus bertahan adalah harapan bahwa Bar masih hidup dan selamat," kata Ora Rubinstein, bibi dari Bar Kupershtein, yang ditangkap Hamas bersama lebih dari 250 orang lainnya dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023.
 
Banyak dari mereka yang disandera diyakini telah tewas, namun keluarga ingin agar mereka semua tetap dipulangkan.
 
"Semua orang harus dikembalikan. Kami tidak akan meninggalkan mereka," tegas Hanna Cohen, bibi dari sandera bernama Inbar Haiman, 27 tahun.
 
Sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing terbunuh dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza, menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut dan menewaskan lebih dari 34.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.
 
Pemerintahan Netanyahu bersikeras bahwa mereka tidak akan menghentikan perang sampai Hamas dihancurkan dan semua sandera dikembalikan. Namun upaya intensif sedang dilakukan untuk menghentikan pertempuran yang mungkin mengarah pada gencatan senjata penuh.
 
Namun Netanyahu menghadapi tekanan dari partai-partai keagamaan nasionalis dalam koalisinya untuk menolak kesepakatan dengan Hamas dan melanjutkan serangan yang telah lama dijanjikan terhadap kota Rafah di Gaza selatan.
 
Baca juga:  Hamas dan Israel Sama-Sama Ngotot, Dialog Gencatan Senjata di Kairo Mandek
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan