Namun sejauh ini, belum ada kemajuan signifikan karena kelompok pejuang Palestina itu tetap mempertahankan tuntutannya, bahwa perjanjian apa pun harus meliputi diakhirinya perang di Jalur Gaza.
Seorang pejabat Palestina, yang mengetahui proses mediasi, mengatakan bahwa delegasi Hamas tiba di Kairo dengan tekad mencapai kesepakatan, "tetapi dengan menetapkan syarat tertentu."
"Kesepakatan harus meliputi diakhirinya perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Hingga kini, Israel belum berkomitmen dan bersedia melakukannya," kata pejabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya itu, seperti dikutip dari laman voanews.
Israel menginginkan kesepakatan untuk membebaskan setidaknya beberapa dari sekitar 130 sandera yang masih disandera Hamas. Namun seorang pejabat Israel mengisyaratkan pada Sabtu kemarin bahwa posisi intinya tidak berubah, dengan mengatakan bahwa Israel "dalam keadaan apa pun" tidak akan menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.
Israel tetap bertekad untuk melucuti persenjataan Hamas dan menghancurkan kelompok tersebut untuk selamanya.
Pejabat Palestina lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa perundingan di Kairo "menghadapi tantangan karena pasukan pendudukan (Israel) menolak berkomitmen terhadap gencatan senjata yang komprehensif." Namun ia menambahkan bahwa delegasi Hamas masih berada di Kairo dengan harapan mediator dapat menekan Israel untuk mengubah posisinya.
Saat perundingan terbaru sedang berlangsung, warga dan pejabat kesehatan mengatakan pesawat dan tank Israel terus menggempur wilayah kantong Palestina sepanjang malam, yang menewaskan dan melukai sejumlah orang.
Perang di Gaza dimulai setelah Hamas mengejutkan Israel dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan membuat 252 lainnya disandera, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 34.600 warga Palestina tewas dan lebih dari 77.000 orang terluka dalam serangan balasan Israel, menurut kementerian kesehatan Gaza. Pengeboman tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan krisis kemanusiaan.
Baca juga: Hamas-Fatah Bertemu di Tiongkok, Sinyal Bersatu Lawan Israel?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News