Menurut keterangan seorang aktivis kemanusiaan di Ethiopia, semua staf lokal PBB yang ditahan otoritas Ethiopia adalah warga Tigray.
PBB mengaku tidak mendapat penjelasan resmi secara langsung dari Pemerintah Ethiopia atas penahanan 16 staf lokal ini. Namun menurut masyarakat Tigray, penahanan masif terjadi di Addis Ababa sejak pemerintahan Perdana Menteri Abiy Ahmed mendeklarasikan status darurat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Beberapa warga Tigray, termasuk kelompok pengacara, mengatakan bahwa penahanan itu dilakukan hanya atas basis etnik, bukan karena dugaan kasus kriminal atau lainnya.
"Mereka ditahan secara paksa di beberapa fasilitas," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, dilansir dari Guardian, Rabu, 10 November 2021.
Ia mengatakan sejumlah staf lokal PBB tersebut sudah ditahan dalam beberapa hari terakhir. Penahanan bahkan dilakukan saat kepala urusan kemanusiaan PBB mengunjungi Ethiopia, kata Dujarric.
Selain 16 pekerja lokal, ada 6 staf lain yang sempat ditahan otoritas Ethiopia. Dujarric mengonfirmasi keenamnya sudah dibebaskan.
Baca: DK PBB Serukan Gencatan Senjata di Ethiopia
Legesse Tulu, juru bicara Pemerintah Ethiopia, mengatakan penahanan terjadi karena "partisipasi mereka dalam aksi teror." Ia tidak mengelaborasi lebih jauh mengenai aksi teror apa yang dimaksud.
"Penahanan ini tidak ada kaitannya dengan tempat kerja dan pekerjaan mereka," ujar Tulu.
Sebelumnya, Pemerintah Ethiopia pernah berkata bahwa pihaknya menahan sejumlah orang yang dicurigai mendukung Pasukan Pembebasan Rakyat Tigray atau TPLF. Sejak setahun terakhir, TPLF bertempur dengan pasukan Ethiopia.
Belakangan in, TPLF mengklaim telah berhasil merebut beberapa wilayah dalam operasi mereka menuju ibu kota Ethiopia.
Di Amerika Serikat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price mengatakan, "jika laporan (mengenai penahanan staf PBB) itu benar," maka hal tersebut merupakan sesuatu yang "benar-benar tak dapat diterima."