Serangan udara koalisi Arab Saudi pada Jumat kemarin merupakan kelanjutan dari eskalasi konflik Yaman di awal 2022. Gempuran itu merupakan balasan atas serangan Houthi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), yang menewaskan tiga orang beberapa hari sebelumnya.
Dikutip dari The New Arab, kantor media milik Houthi melaporkan bahwa angka kematian dalam serangan udara koalisi Arab Saudi mencapai 80 orang. Disebutkan bahwa petugas masih menelusuri puing penjara di provinsi Saada dalam mencari korban tewas dan penyintas.
Doctors Without Borders mengumumkan bahwa serangan udara tersebut telah melukai sekitar 200 orang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterresmengecam keras serangan udara yang menewaskan puluhan orang di Yaman. Ia juga mengecam serangan Houthi di UEA yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Guterres meminta semua kubu bertikai untuk selalu menghormati aturan kemanusiaan internasional dengan tidak menyerang warga sipil atau infrastruktur publik.
Sementara itu, juru bicara koalisi Arab Saudi Brigadir Jenderal Turki al-Maliki menegaskan bahwa sebuah penjara di Saada yang hancur terkena serangan udara tidak dilaporkan Houthi ke PBB atau Palang Merah sebagai situs yang perlu mendapat perlindungan.
Menurut Maliki, tidak dilaporkannya keberadaan penjara tersebut merupakan bagian dari tipu muslihat yang biasa diperlihatkan Houthi selama ini.
Baca: Koalisi Saudi: Penjara Yaman yang Terkena Serangan Tidak Dilaporkan ke PBB
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News