Warga membersihkan serpihan kaca dari sebuah binatu di Israel yang rusak terkena serangan roket dari arah Gaza, Selasa 15 September  2020. (Foto: JACK GUEZ/AFP)
Warga membersihkan serpihan kaca dari sebuah binatu di Israel yang rusak terkena serangan roket dari arah Gaza, Selasa 15 September 2020. (Foto: JACK GUEZ/AFP)

Peluncuran Roket 'Warnai' Peresmian Normalisasi Israel-UEA-Bahrain

Willy Haryono • 16 September 2020 06:28
Tel Aviv: Sedikitnya dua orang di Israel bagian selatan terluka akibat terkena roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza pada Selasa 15 September. Peluncuran roket ini terjadi saat Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain, menandatangani perjanjian normalisasi di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.
 
Dilansir dari laman AFP, Rabu 16 September 2020, militer Israel mengatakan adanya dua roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza. Salah satu roket itu berhasil dihancurkan oleh sistem anti-misil Iron Dome.
 
Satu roket lainnya jatuh di kota Ashdod, dan melukai sedikitnya dua orang. Sejumlah saksi mata di Gaza mengaku melihat dua roket meluncur dari arah utara menuju Israel.

Sejauh ini belum ada faksi yang mengklaim bertanggung jawab atas peluncuran dua roket tersebut.
 
Serangan terjadi saat UEA dan Bahrain meresmikan perjanjian normalisasi dengan Israel di Gedung Putih. Presiden AS Donald Trump menyebut peresmian ini sebagai dimulainya "fajar di Timur Tengah yang baru."
 
UEA, Bahrain, dan Israel sama-sama menyebut normalisasi ini sebagai perjanjian bersejarah. Trump, tokoh yang memediasi perjanjian, juga menyebutnya demikian.
 
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik peresmian normalisasi. "Hari ini adalah poros sejarah; menandai dimulainya fajar baru perdamaian."
 
Namun Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa perdamaian di Timur Tengah baru dapat terwujud saat Israel mundur dari daerah pendudukan.
 
Masyarakat Palestina berunjuk rasa menentang perjanjian normalisasi Israel-UEA-Bahrain. Para pengunjuk rasa di kota Nablus dan Hebron di Tepi Barat beraksi dengan membawa bendera Palestina serta menggunakan masker sebagai perlindungan dari virus korona (covid-19).
 
Ratusan orang juga berunjuk rasa di Ramallah, markas besar PA. Beberapa spanduk dibawa demonstran, yang bertuliskan "pengkhianatan," "katakan tidak untuk normalisasi," dan "perjanjian memalukan."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan