Perayaan tahun ini berlangsung di tengah ketegangan akibat konflik antara Israel dan Hizbullah yang telah terjadi sejak 2023.
Meski begitu, peristiwa bersejarah ini tetap menjadi momentum penting bagi bangsa Lebanon untuk membangun negara mereka sendiri, terbebas dari pengaruh kolonial.
Sejarah Kemerdekaan Lebanon
Sejarah kemerdekaan Lebanon berakar pada periode setelah Perang Dunia I, ketika wilayah ini jatuh ke dalam Mandat Prancis setelah kekalahan Kekaisaran Ottoman.Pada tahun 1920, Prancis mendirikan entitas yang disebut "Greater Lebanon", yang mencakup wilayah pegunungan Lebanon, Lebanon Utara, Lebanon Selatan, dan Lembah Bekaa dengan Beirut sebagai ibu kotanya.
Lebanon berada di bawah kendali Prancis hingga tahun 1943, ketika para pemimpin nasionalis Lebanon mulai mendorong kemerdekaan. Dengan meningkatnya tekanan internal dan eksternal, Prancis akhirnya menyetujui proses kemerdekaan Lebanon.
Pada tanggal 8 November 1943, pemerintah Lebanon yang baru secara sepihak menghapus mandat Prancis, dan memproklamirkan kemerdekaan negara. Namun, reaksi dari Prancis tidak langsung merelakan, dan sejumlah pemimpin Lebanon sempat dipenjara.
Akhirnya, berkat intervensi diplomatik dari Inggris dan tekanan internasional, Prancis setuju untuk membebaskan para pemimpin tersebut.
Pada tanggal 22 November 1943, Lebanon resmi memperoleh kemerdekaannya, dan tanggal ini pun dikenang sebagai Hari Kemerdekaan Lebanon.
Pasukan Prancis sepenuhnya meninggalkan Lebanon pada Desember 1946, yang menandai berakhirnya semua pengaruh kolonial di negara tersebut.
Peran Nasionalisme dan Diplomasi
Proses kemerdekaan Lebanon tidak terlepas dari peran besar pemimpin nasionalis seperti Bechara El Khoury dan Riad El Solh.
Foto: Bechara El Khoury. (1940)
Bechara El Khoury, yang menjadi Presiden pertama Lebanon, dan Riad El Solh, Perdana Menteri pertama, adalah dua tokoh kunci dalam memimpin perjuangan menuju kemerdekaan.
Mereka berdua bekerja sama untuk menyatukan berbagai kelompok etnis dan agama di Lebanon guna membentuk koalisi yang kuat melawan dominasi Prancis.
Diplomasi juga memainkan peran penting dalam proses ini. Dukungan dari negara-negara internasional seperti Inggris membantu menekan Prancis untuk mengakui kemerdekaan Lebanon.
Selain itu, Lebanon juga memanfaatkan kekacauan yang dihadapi Prancis selama Perang Dunia II untuk menguatkan posisi mereka dalam negosiasi kemerdekaan.
Lebanon Pasca Kemerdekaan
Setelah meraih kemerdekaan, Lebanon mengadopsi sistem pemerintahan konfessional, di mana kekuasaan politik dibagi secara proporsional antara komunitas agama utama yang ada di negara tersebut, seperti Maronit, Sunni, dan Syiah.Sistem ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mencegah dominasi salah satu kelompok atas kelompok lainnya.
Meskipun Lebanon menikmati stabilitas relatif selama beberapa dekade pertama setelah kemerdekaan, negara ini kemudian mengalami perang saudara yang berkepanjangan pada tahun 1975-1990.
Namun, Hari Kemerdekaan tetap menjadi simbol kebanggaan nasional, mengingatkan rakyat Lebanon akan semangat persatuan dan perjuangan untuk kebebasan.
Konflik Terkini: Israel dan Hizbullah
Sayangnya, Lebanon saat ini berada dalam ketegangan regional akibat konflik yang terjadi antara Israel dan Hizbullah sejak tahun 2023.Konflik ini menyebabkan lebih dari 3.500 korban jiwa di Lebanon dan melukai lebih dari 15.000 warga. Selain itu, lebih dari 40.000 pohon zaitun terbakar, dan kerugian mencapai 3 miliar dolar AS di sektor pertanian.
Ketegangan ini juga merusak lebih dari 1.700 bangunan dan menyebabkan 1,4 juta warga mengungsi. Meski begitu, Hari Kemerdekaan tetap menjadi simbol persatuan dan ketahanan rakyat Lebanon di tengah tantangan.
Baca Juga:
Markas UNIFIL Kembali Dihantam Roket, Diduga Didalangi 'Aktor Non-Negara'
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News