Serangan Israel ke Rafah. (AFP)
Serangan Israel ke Rafah. (AFP)

Israel Lancarkan 7 Serangan Udara ke Rafah, Gaza Makin Tak Aman

Marcheilla Ariesta • 09 Februari 2024 08:36
Rafah: Israel melancarkan tujuh serangan udara semalam di kawasan Rafah, Gaza. Serangan Israel ke Rafah membuat warga sipil ketakutan, terlebih mereka berkerumun di tempat penampungan dan kamp-kamp darurat.
 
“Serangan ini adalah bukti tidak ada keamanan di Rafah,” kata warga Umm Hassan, 48, yang rumahnya rusak akibat penembakan terhadap rumah kepala polisi setempat di dekatnya, dikutip dari AFP, Jumat, 9 Februari 2024.
 
“Lihatlah unit perumahan yang baru saja mereka ledakkan. Mengenai ancaman (PM Israel Benjamin) Netanyahu untuk menyerang Rafah, kami adalah orang-orang yang beriman. Kami tidak khawatir. Hidup itu satu dan Tuhan itu satu,” imbuhnya.

Serangan dan pertempuran darat berlanjut di seluruh wilayah yang dikuasai Hamas, yang kini memasuki bulan kelima perang, di mana kementerian kesehatan mengatakan 130 orang lainnya tewas dalam 24 jam.
 
Sementara itu, per 8 Februari kemarin, total korban tewas di Palestina usai serangan Israel pada 7 Oktober menjadi 27.840 jiwa. Sebanyak 67.317 orang lainnya terluka.
 
Israel menyerang Gaza dengan dalih  'menghabisi' anggota kelompok Hamas. Namun, sasaran tempur mereka merupakan fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, kamp pengungsi, hingga wilayah pemukiman warga sipil.
 
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam konferensi pers di Tel Aviv, Israel mengkritik Negeri Zionis itu atas serangannya yang dinilai 'sudah keterlaluan'. Kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Blinken mengatakan, 'korban warga sipil sudah terlalu banyak'.
 
Pembicaraan Gencatan Senjata
 
Blinken mengakhiri tur kelimanya di kawasan itu kemarin. Ia menyerukan kepada Israel untuk tidak melakukan tindakan di Rafah, namun memperingatkan bahwa setiap 'operasi militer yang dilakukan Israel harus mengutamakan warga sipil'.
 
Mengenai perundingan gencatan senjata, Blinken menegaskan dia masih melihat ruang untuk mencapai kesepakatan agar dapat menghentikan pertempuran dan membawa pulang sandera.
 
Mesir akan menjadi tuan rumah perundingan baru pada Kamis dengan perunding Qatar dan Hamas yang berharap untuk mencapai “ketenangan” di Gaza dan pertukaran tawanan dan sandera, kata seorang pejabat Mesir.
 
Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa usulan balasan Hamas setidaknya menawarkan kesempatan “untuk melanjutkan negosiasi”.
 
“Meskipun ada beberapa hal yang jelas-jelas tidak dapat dilakukan dalam respons Hamas, kami pikir hal ini akan menciptakan ruang bagi tercapainya kesepakatan, dan kami akan berupaya tanpa henti sampai kami mencapai tujuan tersebut,” katanya.
 
Hamas mengatakan, delegasi yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, seorang anggota terkemuka biro politik kelompok tersebut, sedang melakukan perjalanan ke Kairo.
 
Baca juga: Sedang Operasi Pasien, Dokter di Gaza Ditembak Sniper Israel
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan