Seorang warga beraktivitas di area hutan dekat Bukavu, Republik Demokratik Kongo, 13 Februari 2022. (Guerchom NDEBO / AFP)
Seorang warga beraktivitas di area hutan dekat Bukavu, Republik Demokratik Kongo, 13 Februari 2022. (Guerchom NDEBO / AFP)

Global Witness: Perusahaan Tiongkok Lakukan Pembalakan Liar di RD Kongo

Willy Haryono • 29 Oktober 2023 10:13
Kinshasa: Sebuah perusahaan kayu Tiongkok telah mengekspor kayu ilegal senilai jutaan dolar dari Republik Demokratik Kongo ke Tiongkok pada tahun lalu, kata organisasi nirlaba Global Witness. Praktik tersebut dilakukan meski Beijing telah berjanji untuk mengatasi deforestasi global.
 
Dengan menggunakan citra satelit, Global Witness melaporkan bahwa meski konsesi penebangan Congo King Baisheng Forestry Development milik Tiongkok telah ditangguhkan oleh kementerian lingkungan hidup Kongo pada April 2022, perusahaan tersebut terus menebang secara ilegal pohon kayu keras langka di hutan hujan.
 
Masih dari laporan Global Witness yang dirilis Rabu lalu, Congo King Baisheng Forestry Development telah mengekspor kayu ilegal senilai lebih dari USD5 juta dari RD Kongo ke Tiongkok antara bulan Juni dan Desember 2022.

Mengutip dari laman Channel News Asia, Minggu, 29 Oktober 2023, kayu-kayu ilegal itu dilaporkan telah dikirim ke perusahaan induknya, Wan Peng International, melalui pelabuhan Zhangjiagang dekat Shanghai.
 
Global Witness, yang menentang penyalahgunaan kekuasaan untuk melindungi lingkungan dan hak asasi manusia, melacak pergerakan pengiriman dari RD Kongo ke Tiongkok dan membandingkannya dengan data Bea Cukai Tiongkok.
 
Organisasi internasional tersebut mengatakan bahwa laporan itu menyoroti permasalahan tata kelola yang dihadapi industri penebangan kayu di RD Kongo, termasuk "korupsi, pembalakan liar, dan konflik dengan masyarakat hutan."
 
Ketika sebuah komisi yang terdiri dari para menteri Kongo mengunjungi 52 konsesi penebangan kayu tahun ini, hanya satu dari empat konsesi tersebut beroperasi sesuai standar hukum.

Deforestasi Global

Lembah Kongo memiliki hutan hujan tropis terbesar kedua di dunia setelah Amazon, yang "memainkan peran penting dalam mengatur iklim bumi," kata laporan Global Witness.
 
"Sebagai salah satu konsumen kayu terbesar di dunia, Tiongkok dapat menjadi bagian penting dari solusi terhadap deforestasi global, dan pihak berwenang Tiongkok harus menindak perusahaan yang mengeksploitasi hutan berharga di RD Kongo demi keuntungan," ucap Charlie Hammans, Penyelidik Hutan di Global Witness.
 
Global Witness mencatat bahwa meski Beijing berjanji "untuk menegakkan hukumnya guna mengatasi deforestasi ilegal secara global, laporan terbaru menunjukkan bahwa dalam praktiknya, Tiongkok masih tidak melarang impor kayu ilegal."
 
"Hal ini menghambat kemampuannya untuk menegakkan dan mewujudkan komitmen internasionalnya," sebut Global Witness.
 
Sejauh ini, Global Witness mengaku belum menerima tanggapan dari Wan Peng International atau pemerintah RD Kongo ketika dimintai komentar seputar ekspor kayu ilegal.
 
Laporan Global Witness dirilis pada malam berlangsungnya "KTT Tiga Lembah Sungai" di Brazzaville, ibu kota dari Republik Kongo yang merupakan tetangga RD Kongo. Pertemuan tersebut mencakup Amazon, Kongo dan Borneo-Mekong di Asia Tenggara yang berlangsung dari 26 Oktober hingga 28 Oktober dalam upaya melestarikan dan memulihkan paru-paru ekologi dunia.
 
Baca juga:  156 Pembalak Ditahan Myanmar, Tiongkok Lontarkan Kecaman
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan