IDF di Suriah, 8 Desember 2024.
IDF di Suriah, 8 Desember 2024.

Reaksi 7 Negara terhadap Invasi Israel ke Suriah

Riza Aslam Khaeron • 10 Desember 2024 18:02
Jakarta: Invasi Israel ke Suriah pada Desember 2024 setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, yang dilakukan setelah pemberitahuan kepada Amerika Serikat, memicu reaksi keras dari berbagai negara dan organisasi internasional.
 
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membela invasi tersebut sebagai langkah untuk "mengamankan perbatasan" dan menegaskan bahwa "Dataran Tinggi Golan akan tetap menjadi bagian Israel untuk selamanya." Berikut adalah tanggapan utama dari beberapa negara:
 

1. Qatar

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Qatar menyebut invasi Israel sebagai "perkembangan berbahaya dan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan kesatuan Suriah." 
 
Qatar menambahkan, "Kebijakan mendikte fakta di lapangan oleh okupasi Israel akan memicu lebih banyak kekerasan dan ketegangan di kawasan ini."
 

2. Arab Saudi

Kemenlu Arab Saudi mengecam tindakan Israel, menyatakan bahwa langkah tersebut menunjukkan pelanggaran terus-menerus terhadap hukum internasional. Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, 

"Tindakan ini merusak peluang Suriah untuk memulihkan stabilitas dan integritas teritorialnya."
 

3. Iran

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan Israel sebagai "pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB."
 
"Kami meminta respons segera dari Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresi dan meminta pertanggungjawaban rezim pendudukan," tambah Iran.
 

4. Irak

Irak mengutuk serangan Israel sebagai "pelanggaran berat terhadap hukum internasional" dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak. Kementerian Luar Negeri Irak menyatakan pentingnya menjaga kedaulatan Suriah dan menekankan bahwa invasi ini mengancam stabilitas kawasan.
 

5. Mesir

Kemenlu Mesir menuduh Israel memanfaatkan instabilitas Suriah untuk memperluas pendudukannya.
 
Dalam pernyataannya, Kairo menegaskan bahwa Golan Heights tetap merupakan wilayah Arab yang diduduki, dan menyerukan masyarakat internasional untuk mengutuk kampanye militer Israel.
 
"Memanfaatkan ketidakstabilan Suriah saat ini untuk memperluas okupasi dan memberlakukan status quo baru, sebuah pelanggaran jelas terhadap hukum internasional," ucap Kemenlu Mesir.
 

6. PBB

Sekretaris Jenderal PBB melalui juru bicaranya menyebut invasi Israel sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Disengagement 1974. "Tindakan ini melanggar kesepakatan internasional dan mengancam stabilitas kawasan," ujar Stephane Dujarric, juru bicara Antonio Guterres.
 

7. Yordania

Yordania mengecam keras keputusan Israel untuk mengambil alih zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
 
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menyebut tindakan ini sebagai "pelanggaran hukum internasional" dan menegaskan bahwa Yordania akan terus mendukung rakyat Suriah di bawah arahan Raja Abdullah II.
 
Safadi menambahkan bahwa "Suriah yang stabil adalah kepentingan strategis utama bagi Yordania dan seluruh kawasan Arab."
 
Invasi Israel ke Suriah pasca-jatuhnya Assad telah memperburuk situasi politik di kawasan. Dengan berbagai reaksi dari negara-negara dunia, konflik ini berpotensi menciptakan ketegangan baru yang memengaruhi stabilitas Timur Tengah.
 
Baca Juga:
Runtuhnya Rezim Assad dan Reaksi Negara-Negara Dunia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan