Perasaan gembira waga meledak-ledakan di Damaskus dan bagian lain negara itu, termasuk di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga Lebanon, dengan banyak pengungsi Suriah memutuskan untuk kembali ke rumah mereka.
Kemajuan oposisi yang menakjubkan ini terjadi setelah 13 tahun perang yang brutal, mengakhiri lebih dari setengah abad kekuasaan keluarga Assad di Suriah.
Melansir dari Al Jazeera, Senin, 9 Desember 2024, berikut ini adalah beberapa reaksi internasional terhadap berita tersebut. Halaman ini akan terus diperbarui seiring dengan bertambahnya pernyataan yang masuk:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
“Setelah 14 tahun perang brutal dan jatuhnya rezim diktator, hari ini rakyat Suriah dapat mengambil kesempatan bersejarah untuk membangun masa depan yang stabil dan damai,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.“Masa depan Suriah adalah urusan rakyat Suriah yang menentukan, dan Utusan Khusus saya akan bekerja sama dengan mereka untuk mencapai tujuan itu,” tambahnya.
“Kami akan membutuhkan dukungan masyarakat internasional untuk memastikan bahwa setiap transisi politik bersifat inklusif dan komprehensif serta memenuhi aspirasi yang sah dari rakyat Suriah, dengan segala keragamannya. Kedaulatan, persatuan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Suriah harus dipulihkan.”
Tiongkok
Beijing “memantau dengan seksama perkembangan situasi di Suriah dan berharap Suriah kembali stabil sesegera mungkin”, kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.“Pemerintah Tiongkok telah secara aktif membantu warga negara Tiongkok yang ingin meninggalkan Suriah dengan cara yang aman dan teratur, dan telah mempertahankan kontak dengan warga negara Tiongkok yang masih berada di Suriah,” kata kementerian tersebut.
“Kami mendesak pihak-pihak terkait di Suriah untuk mengambil langkah-langkah praktis guna memastikan keselamatan institusi dan personel Tiongkok di Suriah,” imbuhnya.
“Saat ini, Kedutaan Besar Tiongkok di Suriah masih siaga, dan kami akan terus memberikan bantuan penuh kepada warga Tiongkok yang membutuhkan.”
Mesir
Mesir telah menyerukan agar semua pihak di Suriah menjaga kemampuan negara dan institusi nasional, kata kementerian luar negeri Mesir.Kementerian luar negeri negara itu mengatakan bahwa mereka mengikuti situasi dengan sangat hati-hati, menegaskan dukungannya untuk rakyat Suriah serta kedaulatan dan kesatuan negara tersebut.
Uni Eropa
"Berakhirnya kediktatoran al-Assad adalah perkembangan positif dan yang telah lama dinantikan. Ini juga menunjukkan kelemahan pendukung al-Assad, Rusia dan Iran," kata diplomat utama Uni Eropa, Kaja Kallas, dalam sebuah posting di X.Ia menambahkan bahwa prioritas blok ini adalah untuk “memastikan keamanan” di wilayah tersebut dan berjanji untuk bekerja sama dengan “semua mitra konstruktif” di Suriah dan secara lebih luas di seluruh wilayah.
“Proses pembangunan kembali Suriah akan berlangsung lama dan rumit dan semua pihak harus siap untuk terlibat secara konstruktif,” ujarnya.
Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik jatuhnya “negara barbar” al-Assad di Suriah dan menyampaikan harapan perdamaian kepada rakyat di negara tersebut.“Negara barbar telah jatuh. Akhirnya,” tulis Macron di X.
“Saya memberikan penghormatan kepada rakyat Suriah, atas keberanian dan kesabaran mereka. Di saat ketidakpastian ini, saya sampaikan harapan saya untuk perdamaian, kebebasan, dan persatuan.”
Jerman
Kanselir Jerman Olaf Scholz menggambarkan jatuhnya al-Assad sebagai “berita baik” dan mendesak solusi politik untuk menstabilkan negara yang dilanda perang tersebut.“Bashar al-Assad menindas rakyatnya secara brutal. Dia telah mengorbankan banyak nyawa dan mendorong banyak orang untuk mengungsi, banyak di antaranya telah tiba di Jerman,” kata Scholz dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock menyebut kejatuhan al-Assad sebagai “ kelegaan besar” bagi warga Suriah.
“Akhir pemerintahan al-Assad merupakan kelegaan besar bagi jutaan orang di Suriah,” katanya, seraya menambahkan, “negara ini tidak boleh jatuh ke tangan kelompok radikal lain, apa pun bentuknya.”
Iran
Kementerian luar negeri Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Iran menghormati kesatuan dan kedaulatan nasional Suriah serta menyerukan "berakhirnya konflik militer dengan cepat, pencegahan tindakan teroris, dan dimulainya dialog nasional" dengan semua sektor masyarakat Suriah.Teheran mengatakan akan terus mendukung mekanisme internasional untuk melanjutkan proses politik, menambahkan bahwa hubungan lama dan bersahabat antara bangsa Iran dan Suriah diharapkan akan terus berlanjut.
Israel
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji jatuhnya al-Assad, sekutu utama Iran, sebagai "hari bersejarah" dan mengatakan bahwa ini adalah hasil langsung dari pukulan yang diberikan kepada Hizbullah dan Iran oleh Israel.Dia mengatakan bahwa Israel telah merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang dibentuk oleh kesepakatan gencatan senjata 1974 dengan Suriah setelah pasukan Suriah meninggalkan posisi mereka.
"Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun muncul di perbatasan kami,” tambahnya.
Italia
“Saya mengikuti perkembangan situasi di Suriah dengan penuh perhatian,” kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani pada X."Saya terus berkomunikasi dengan kedutaan besar kami di Damaskus dan kantor perdana menteri. Saya telah mengadakan pertemuan darurat," tambahnya.
Lebanon
Tentara Lebanon mengatakan pihaknya memperkuat kehadirannya di perbatasan dengan negara tetangga Suriah."Mengingat perkembangan pesat dan situasi sulit yang dialami wilayah tersebut... unit-unit yang bertugas memantau dan mengendalikan perbatasan utara dan timur telah diperkuat, bersamaan dengan pengetatan langkah-langkah pengawasan," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Filipina
“Filipina menghimbau semua pihak terkait untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan lebih lanjut, guna mencegah jatuhnya lebih banyak korban dan kematian warga sipil,” kata Departemen Luar Negeri negara tersebut.“Kami menyatakan keprihatinan mengenai situasi warga negara Filipina di Suriah dan menyarankan mereka untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan tetap berhubungan dengan Kedutaan Besar Filipina di Damaskus.”
Qatar
Kementerian luar negeri Qatar memperingatkan Suriah tidak boleh dibiarkan terjerumus ke dalam kekacauan setelah tergulingnya al-Assad.Emirat Teluk itu mengatakan bahwa pihaknya “memantau secara ketat perkembangan di Suriah” dan menekankan “pentingnya menjaga lembaga-lembaga nasional dan persatuan negara untuk mencegah negara tersebut terjerumus ke dalam kekacauan”.
Rusia
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan al-Assad telah mengundurkan diri dari jabatan presiden setelah melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan telah meninggalkan negara itu, tanpa mengatakan ke mana dia pergi."Sebagai hasil pembicaraan antara B. Assad dan sejumlah peserta konflik di wilayah Republik Arab Suriah, ia mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari jabatan presidennya dan meninggalkan negara itu, serta memberikan instruksi untuk melanjutkan transfer kekuasaan secara damai," kata kementerian tersebut.
“Rusia tidak ikut serta dalam pembicaraan ini.”
Kementerian itu juga mengatakan tentara Rusia di pangkalan mereka di Suriah berada dalam siaga tinggi tetapi tidak ada ancaman langsung terhadap mereka.
Turki
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan pemerintah Suriah “telah runtuh dan kendali negara tersebut berpindah tangan”.Berbicara di Forum Doha di Qatar, Fidan mengatakan bahwa "ini tidak terjadi dalam semalam. Selama 13 tahun terakhir, negara ini telah dilanda kekacauan" sejak perang dimulai dengan penindasan al-Assad terhadap protes demokrasi pada tahun 2011.
“Organisasi teroris tidak boleh dibiarkan mengambil keuntungan dari situasi ini. Kelompok oposisi harus bersatu. Kami akan bekerja untuk stabilitas dan keamanan di Suriah,” imbuhnya.
“Suriah yang baru seharusnya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga, namun seharusnya menghilangkan ancaman-ancaman tersebut.”
Uni Emirat Arab
Anwar Gargash, penasihat diplomatik presiden UEA, mengatakan aktor non-negara tidak boleh diberi kesempatan untuk mengeksploitasi kekosongan politik.“Peristiwa yang terjadi di Suriah juga merupakan indikasi jelas kegagalan politik dan sifat destruktif dari konflik dan kekacauan,” kata Gargash dalam forum keamanan Dialog Manama di ibu kota Bahrain.
Amerika Serikat
"Jatuhnya rezim adalah tindakan keadilan yang mendasar. Ini adalah momen kesempatan bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara mereka yang bangga," kata Presiden AS Joe Biden.Biden menambahkan bahwa jatuhnya al-Assad juga merupakan “momen risiko dan ketidakpastian saat kita semua beralih ke pertanyaan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya”.
“Amerika Serikat akan bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan kami di Suriah untuk membantu mereka memanfaatkan peluang dalam mengelola risiko,” katanya.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform Truth Social miliknya, Presiden terpilih Donald Trump mengatakan al-Assad telah “melarikan diri dari negaranya” setelah kehilangan dukungan dari Rusia .
“Assad sudah pergi. Dia telah meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak lagi tertarik untuk melindunginya.
"Tidak ada alasan bagi Rusia untuk berada di sana sejak awal. Mereka kehilangan minat di Suriah karena Ukraina, di mana hampir 600.000 tentara Rusia terluka atau tewas, dalam perang yang seharusnya tidak pernah dimulai, dan dapat berlangsung selamanya."
Yaman
Moammar al-Eryani, menteri informasi pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, mengatakan di X: “Orang Yaman, dengan kebijaksanaan dan keteguhan mereka, mampu menggagalkan rencana Iran dan alat Houthi-nya untuk melanggar tanah mereka dan merusak takdir mereka, sebagaimana rencana tersebut gagal di Suriah dan Lebanon.”Ia menambahkan bahwa “proyek ekspansionis Iran, yang menggunakan milisi sektarian sebagai alat untuk melengkapi Bulan Sabit Persia, menebar kekacauan, melemahkan kedaulatan negara-negara yang sedang runtuh." (Antariska)
Baca juga: Indonesia Serukan Transisi Damai di Suriah usai Tumbangnya Rezim Assad
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News