"Kami membutuhkan 200 truk bantuan per hari secara terus menerus selama dua bulan untuk memenuhi kebutuhan," ujar Penasihat Media UNRWA, Adnan Abu Hasna, seperti dilansir dari Fars News, Senin, 27 November 2023.
UNRWA merasa bahwa Gaza membutuhkan lebih banyak bahan-bahan penunjang untuk mengoperasikan beberapa layanan penting.
"Kami membutuhkan lebih banyak bahan bakar agar kami dapat mengoperasikan layanan dan sektor-sektor yang kami dukung, seperti desalinasi air, pembuangan limbah, rumah sakit, pabrik roti, serta layanan dan komunikasi UNRWA. Bantuan yang masuk saat ini bak setetes air di lautan dari kebutuhan kemanusiaan," tambah Abu Hasna.
Bantuan yang lebih dibutuhkan telah diizinkan masuk ke Gaza sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada hari Jumat lalu.
"Situasi (kemanusiaan) di Gaza Utara sangat berbahaya, tidak ada air minum dan makanan, sehingga bantuan yang kami kirimkan sangat penting. Hari ini kami juga mengirimkan konvoi menuju Kota Gaza dan Gaza Utara. Situasi kemanusiaan sangat berbahaya baik di Gaza Selatan maupun Gaza Utara," tambah perwakilan UNRWA.
Israel mengobarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah membalas serangan kilat Hamas yang dinamakan Operasi Badai Al-Aqsa.
Tel Aviv juga memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza, memutus pasokan bahan bakar, listrik, makanan, dan air kepada lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana. Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, telah rusak atau dihancurkan dalam serangan Israel.
Saat ini, Israel telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita. Sementara jumlah kematian di kubu Israel berkisar 1.200. (Kanaya Hairunissa)
Baca juga: Palang Merah Palestina: Tambahan 76 Truk Bantuan Masuk ke Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News