Dari 25 juta pemilih yang memenuhi syarat, kebanyakan memboikot pemilu tersebut. Terlebih pemilihan dilakukan di tengah ketidakpercayaan mendalam pada politik yang disalahkan atas korupsi, pengangguran, dan runtuhnya layanan publik di Irak.
Masa depan Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi juga terancam. "Keluarlah dan pilih, ubah realitas Anda, untuk Irak dan masa depan Anda," kata Kadhemi, dilansir dari AFP, Senin, 11 Oktober 2021.
Kadhemi kemudian mengatakan ia telah menepati janjinya dan melakukan tugasnya untuk menyelenggarakan pemilihan yang adil.
Baca juga: Tutup Ruang Udara dan Perbatasan Darat, Irak Memulai Pemilu Parlemen
Pemungutan suara ditutup pada 15.00 waktu setempat. Ketua komisi pemilihan Jalil Adnan mengatakan, hasil pemilihan akan diketahui dalam waktu 24 jam. Jumlahnya akan diumumkan pada Minggu malam.
"Tapi jumlah pemilih hanya lebih dari 30 persen hingga tiga jam sebelum pemilihan berakhir," ucap Adnan.
Pada pemilihan terakhir di 2018, angkanya juga tidak banyak. Secara resmi hanya mencapai 44,5 persen.
"Kami ingin perubahan. Saya memiliki gelar dalam sastra Arab, tapi (pekerjaan) saya hanya membersihkan toilet di restoran dan itu memalukan," kata seorang warga, Mohammed.
Sementara itu, seorang ibu rumah tangga, Jimand Khalil mengatakan ia memberikan suaranya. "Saya berharap suara saya akan membantu untuk mengubah para pemimpin saat ini yang tidak kompeten," serunya.
Pemilihan itu diadakan di bawah pengamanan ketat di negara, di mana blok-blok penting parlemen memiliki faksi-faksi bersenjata dan kelompok Islamic State (ISIS) melancarkan serangan bunuh diri yang mematikan tahun ini.
Sebuah serangan yang diduga dilakukan ISIS di sebuah pusat pemungutan suara di bagian terpencil Irak utara menyebabkan seorang petugas polisi tewas. Bandara ditutup dan perjalanan antar provinsi dilarang, sementara pemilih digeledah dua kali di tempat pemungutan suara.
Pemungutan suara juga dirusak oleh masalah teknis di beberapa lokasi, termasuk peralatan pembaca sidik jari yang tidak berfungsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News