Para perwira pasukan elite Guinea memperingatkan bahwa siapapun yang tidak hadir dalam rapat akan dianggap sebagai pemberontak.
Dalam siaran di televisi pemerintah, militer Guinea mengatakan bahwa para gubernur daerah telah digantikan jajaran komandan militer. Sementara Conde dipastikan berada dalam kondisi aman di tahanan militer.
Dilansir dari laman BBC, militer Guinea memberlakukan aturan jam malam nasional hingga batas waktu yang tidak ditentukan usai melakukan kudeta. Kudeta tersebut telah dikecam keras PBB, Uni Afrika, Amerika Serikat dan Turki.
Baca: Ikuti Langkah AS, Turki Kutuk Kudeta di Guinea
Kepala Pasukan Khusus Kolonel Mamady Doumbouya mengatakan bahwa tentaranya telah merebut kekuasaan demi mengakhiri praktif korupsi dan mismanajemen pemerintahan Conde.
"Kami tidak akan lagi mempercayakan negara ini hanya kepada satu orang. Kami akan mempercayakan negara ini kepada rakyat," ucap Doumbuya.
Situasi politik sudah memanas di Guinea sejak tahun lalu. Menjelang dilaksanakannya pemilihan presiden pada 2020, Conde mengubah konstitusi agar bisa maju untuk ketiga kalinya. Beberapa tahun terakhir, dia juga kerap menekan tokoh-tokoh oposisi yang ada di negaranya.
Padahal Conde merupakan presiden pertama yang dipilih secara demokratis di Guinea. Setelah meraih kemerdekaan dari Prancis, Guinea kerap dikuasai pemerintahan otoriter yang korup. Pada 2010, militer Guinea melepaskan kekuasaannya dan membiarkan pemerintahan demokratis yang dipimpin Conde.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News