Klaim ISIS dilontarkan melalui media propaganda mereka, Amaq.
Juru bicara kepolisian Kampala Fred Enanga mengatakan dari 33 korban luka, lima di antaranya kritis. Sementara dari enam korban tewas, dua di antaranya polisi
Dilansir dari Newsweek, Rabu, 17 November 2021, serangan pertama yang menewaskan aparat keamanan terjadi di dekat kantor polisi. Serangan selanjutnya terjadi sekitar tiga menit, setelah yang pertama terjadi di dekat gedung parlemen.
"Suara ledakan begitu besar. Tanah bergetar, telinga saya hampir tuli," kata seorang penjaga bank berusia 28 tahun yang bekerja di dekat gedung parlemen, Peter Olupot.
"Saya melihat sebuah kendaraan terbakar dan semua orang berlarian dan panik," sambungnya.
Baca: 6 Orang Tewas 33 Terluka dalam Dua Ledakan di Uganda
Menurut Enanga, dua ledakan di Kampala ini menunjukkan bahwa Uganda masih harus meningkatkan langkah pencegahan aksi terorisme dan ekstremisme domestik. "Saat ini, ancaman bom masih aktif dan tidak dapat diselesaikan sekaligus," ungkapnya.
Serangan semacam itu, lanjut Enanga, adalah ancaman signifikan karena bom rakitan IED dan juga jaket bom bunuh diri dapat dibuat dengan mudah dari alat-alat rumah tangga.
"Peralatan seperti itu bisa dibeli di pasar, toko, atau supermarket," sebut Enanga.
Tiga pekan lalu, dua orang tewas dan sejumlah lainnya terluka dalam dua ledakan di Uganda tengah. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News