Sekelompok pemuda Palestina melempari batu ke arah kendaraan pasukan Israel di Silwad dekat Ramallah, Tepi Barat, 31 Agustus 2022. (AFP)
Sekelompok pemuda Palestina melempari batu ke arah kendaraan pasukan Israel di Silwad dekat Ramallah, Tepi Barat, 31 Agustus 2022. (AFP)

Pemuda Palestina Tewas Ditembak dalam Penghancuran Rumah di Tepi Barat

Willy Haryono • 11 September 2022 14:07
Jenin: Seorang warga Palestina meninggal dunia pada Minggu, 11 September 2022, sekitar lima hari setelah dirinya ditembak tentara Israel dalam operasi penghancuran rumah di Tepi Barat.
 
Dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman Al Arabiya News, Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi "kematian pemuda bernama Hamad Mustafa Hussein Abu Jelda, 24, yang ditembak pasukan pendudukan Israel di kamp Jenin beberapa hari lalu."
 
Sumber keamanan di Jenin mengatakan kepada AFP bahwa Abu Jelda telah ditembak dalam operasi militer tentara Israel di kamp Jenin pada Selasa lalu yang bertujuan untuk menghancurkan rumah milik Raad Hazem. Raad diketahui telah membunuh tiga warga Israel dalam penembakan mematikan di Tel Aviv.

Foto Abu Jelda yang dirilis aktivis lokal menunjukkan dirinya berpose dengan senapan M16. Ia tidak terkait dengan faksi bersenjata apa pun.
 
Rumah milik Hazem dihancurkan karena dirinya melancarkan penembakan di Dizengoff Street, Tel Aviv, pada 7 April lalu. Hazem ditembak mati pasukan Israel dalam operasi perburuan besar-besaran.
 
Ayahnya, Fathi, dan saudara Hazem bernama Hamam, sedang dicari pasukan Israel.
 
Sebuah petisi keluarga Hazem untuk mencegah penghancuran rumah ditolak Mahkamah Agung Israel pada 30 Mei lalu.
 
Penembakan di Tel Aviv adalah bagian dari gelombang serangan mematikan terhadap Israel, sebagian besarnya dilakukan warga Palestina. Sebagai balasan atas penembakan itu, Israel melancarkan serangan hampir setiap malam di kota-kota Tepi Barat yang menewaskan puluhan warga Palestina.
 
Senin lalu, kepala angkatan bersenjata Israel Letnan Jenderal Aviv Kohavi mengatakan bahwa "sekitar 1.500 buronan telah ditangkap dan ratusan serangan berhasil dicegah" dalam sejumlah operasi.
 
Aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa kebijakan Israel untuk menghancurkan rumah tersangka penyerang merupakan hukuman kolektif, karena dapat membuat non-pejuang, termasuk anak-anak, kehilangan tempat tinggal. Namun Israel mengatakan praktik itu efektif dalam mencegah warga Palestina dalam melancarkan serangan.
 
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967, ketika mereka merebut wilayah itu dari Yordania.
 
Baca:  Pasukan Israel Bunuh Warga Palestina dalam Bentrokan Tepi Barat
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan