Seorang pemuda berdiri di dekat spanduk wajah Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi di Taiz, 11 Februari 2021. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Seorang pemuda berdiri di dekat spanduk wajah Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi di Taiz, 11 Februari 2021. (AHMAD AL-BASHA / AFP)

Presiden Yaman Serukan Negosiasi dengan Houthi untuk Akhiri Perang

Medcom • 05 April 2022 16:30
Aden: Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi menyerukan pemberontak Houthi untuk duduk bersama dan bernegosiasi. Seruan disampaikan agar kedua kubu dapat mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tujuh tahun di Yaman.
 
"Kembalilah ke komponen politik Yaman yang berada di bawah ketetapan nasional, dan datang ke meja dialog untuk berdamai," kata Hadi dalam seruan yang ditujukan kepada Houthi dalam pertemuan dengan jajaran menteri di kediamannya di Riyadh, Arab Saudi.
 
"Tangan kami terulur kepada Anda untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif serta membangun kembali negara kita," sambungnya, dikutip dari Saudi Gazette, Selasa, 5 April 2022.

Hadi menilai gencatan senjata konflik Yaman yang berlaku saat ini dapat membuka jalan menuju "perdamaian permanen."
 
Sabtu kemarin, gencatan senjata antara koalisi Arab Saudi dan Houthi dengan jangka waktu dua bulan mulai berlaku di Yaman. Langkah itu disetujui pihak-pihak bertikai di Yaman yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
 
Gencatan senjata mencakup penghentian seluruh operasi penyerangan darat, laut, dan udara, serta memfasilitasi 18 kapal bahan bakar ke pelabuhan Hodeidah. Juga, mengizinkan dua penerbangan komersial setiap minggunya, dari dan ke Bandara Internasional Sanaa.
 
Baca:  Houthi dan Koalisi Saudi Sepakati Gencatan Senjata Selama 2 Bulan
 
Kota tempat pelabuhan Laut Merah berada, Hodeidah, dan ibu kota, Sanaa, kini di bawah kendali Houthi.
 
Kesepakatan juga meliputi pertemuan antara kedua pihak, menghentikan pengepungan kota oleh kelompok bersenjata, membuka jalan dan mengizinkan akses bantuan kemanusiaan ke kota Taiz yang dipegang pemerintah.
 
Utusan Khusus Yaman untuk PBB, Hans Grundberg, mengatakan bahwa gencatan senjata bertujuan membuat masyarakat Yaman terhindar sejenak dari kekerasan dan penderitaan kemanusiaan. Ia pun menegaskan jangka waktu dua bulan dapat diperpanjang dengan kesepakatan kedua belah pihak.
 
Meski begitu, baik pemerintah maupun Houthi saling menuduh satu sama lain atas dugaan terjadinya pelanggaran dalam dua hari terakhir.
 
Perjanjian gencatan senjata kali ini merupakan terobosan besar dalam perang saudara di Yaman, jika memang diimplementasikan secara penuh. Dalam beberapa gencatan senjata sebelumnya, pelanggaran kerap terjadi yang merujung pada runtuhnya perjanjian.
 
Yaman telah mengalami perang saudara sejak akhir 2014, ketika Houthi yang didukung Iran merebut beberapa provinsi di bagian utara Yaman dan memaksa pemerintahan Hadi keluar dari Sanaa. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan