"Jika Palestina adalah perjuangan masyarakat Arab, maka Bahrain adalah perjuangan kami," sambungnya, dilansir dari laman TOI, Selasa 15 September 2020.
Khalifa menegaskan bahwa Iran sudah mendominasi banyak hal dan semakin menjadi ancaman bagi keamanan internal Bahrain. Menurutnya, langkah strategis bagi Bahrain adalah menghalau ancaman tersebut, bukan menunggunya menjadi serangan nyata terhadap Bahrain.
"Kami adalah negara yang bertekad untuk mengembangkan kapabilitas nasional kami. Strategi lama dan modern kami didasarkan pada kemitraan kuat dalam menghadapi berbagai ancaman," ujar Khalifa.
Jumat kemarin, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Bahrain akan menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Uni Emirat Arab melakukannya terlebih dahulu. Bahrain dan UEA sama-sama akan menandatangani normalisasi dengan Israel di Gedung Putih pada Selasa ini.
Israel, Bahrain, dan UEA sama-sama merupakan rival Iran dan menjalin hubungan dekat dengan Washington.
Manama telah menuduh Teheran memprovokasi aksi protes komunitas Syiah terhadap dinasti Sunni Al-Khalifa yang berkuasa di Bahrain. Bahrain bergantung pada intervensi Arab Saudi untuk meredam kritik selama berlangsungnya Arab Spring di tahun 2011.
Selain itu, Bahrain juga bergantung pada Arab Saudi dalam hal dukungan finansial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News