Dalam konferensi pers, Sidr mengatakan, ketiadaan layanan komunikasi akan memperburuk bencana kemanusiaan. Kondisi ini dipastikan berdampak pada komunikasi antara Pertahanan Sipil, Bulan Sabit Merah, dan organisasi-organisasi kemanusiaan lainnya.
"Ini berarti banyak nyawa akan hilang,” kata dia, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 13 November 2023.
Sidr mendesak semua lembaga internasional, khususnya Persatuan Telekomunikasi Internasional, UNRWA, Bulan Sabit Merah Arab, Palang Merah, badan-badan hak asasi manusia, dan organisasi masyarakat sipil agar segera melakukan intervensi demi membawa bahan bakar masuk Jalur Gaza.
Ia mengatakan, sekitar 65 persen jalur komunikasi di Gaza telah terkena dampak perang antara militer Israel dan kelompok pejuang Hamas.
Di sisi lain, CEO Grup Telekomunikasi Palestina Abdel Majeed Melhem mengatakan, perusahaan-perusahaan komunikasi di Gaza menggunakan berbagai sumber energi untuk mengoperasikan menara-menara mereka.
"Sumber energi utama, yaitu saluran listrik langsung dari Perusahaan Listrik Gaza yang tidak aktif selama sebulan karena kehabisan bahan bakar, dilengkapi dengan energi matahari jika terjadi gangguan," kata Melhem kepada Anadolu.
"Jika tenaga matahari gagal, daya akan secara otomatis dialihkan ke generator listrik yang digerakkan oleh bahan bakar. Jika generator kehabisan bahan bakar, daya akan secara otomatis dialihkan ke baterai penyimpan energi (UPS)," lanjutnya.
"Pada Rabu depan, kami memperkirakan aktivasi otomatis baterai penyimpanan energi di stasiun-stasiun komunikasi dan pertukaran di Gaza, yang memiliki energi yang cukup untuk 24 jam, menyusul habisnya opsi energi lainnya," pungkas dia.
Baca juga: Kehabisan Bahan Bakar, 2 RS Terbesar di Gaza Terpaksa Tolak Pasien Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News