Penangguhan tersebut dilakukan karena penurunan pendanaan dan ketidaksepakatan dengan Houthi mengenai bagaimana fokus pada kelompok masyarakat termiskin di wilayah tersebut.
WFP mengatakan bahwa keputusan diambil setelah konsultasi dan negosiasi selama lebih dari satu tahun berujung gagal, terutama mengenai pengurangan jumlah orang yang membutuhkan bantuan dari 9,5 juta warga menjadi 6,5 juta.
Badan PBB mengatakan stok makanan di wilayah yang dikuasai Houthi saat ini sudah hampir habis.
"Sekarang hampir habis. Melanjutkan bantuan pangan, bahkan jika ada persetujuan segera, bisa memakan waktu hingga empat bulan karena terganggunya rantai pasokan," kata WFP, seperti dikutip dari Al Jazeera pada Selasa, 5 Desember 2023.
WFP akan tetap mempertahankan ketahanan dan mata pencaharian, nutrisi, dan program pemberian makanan di sekolah Yaman selama mereka memiliki dana cukup dan kerja sama dengan pihak berwenang di ibu kota Sanaa. Namun, para pejabat Houthi tidak segera mengeluarkan komentar mengenai keputusan WFP tersebut.
Sejak tahun 2014, perang di Yaman yang berpenduduk 30 juta jiwa telah menyebabkan ratusan ribu kematian secara langsung atau tidak langsung. Jutaan orang juga mengungsi akibat perang tersebut.
Situasi relatif tenang namun rapuh berlangsung di Yaman sejak penerapan gencatan senjata yang dinegosiasikan PBB pada April 2022. Namun masyarakat Yaman masih menderita karena berkurangnya bantuan kemanusiaan yang sangat mereka andalkan.
Tahun lalu, WFP mengurangi jatah makanan di Yaman karena habisnya dana yang disebabkan inflasi global, yang terus meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina. (Alya Sekar Ayu)
Baca juga: PBB: Setengah Juta Anak-Anak di Yaman Terancam Kelaparan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News