Kunjungan ini dapat mempengaruhi kesepakatan nuklir Iran 2015, yang runtuh pada 2018 setelah Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan tersebut.
Ia mendarat pada Jumat malam waktu setempat dan bertemu dengan Mohammad Eslami, kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI). Keduanya melanjutkan pembicaraan mereka pada hari ini, Sabtu, 4 Maret 2023 dan juga mengadakan konferensi pers bersama.
Grossi kemudian bertemu dengan menteri luar negeri Hossein Amirabdollahian.
Perjalanan itu, yang pertama dalam beberapa bulan, dilakukan beberapa hari menjelang pertemuan Dewan Gubernur IAEA berikutnya pada Senin. Dalam pertemuan ini, ada kemungkinan Amerika Serikat dan sekutu Eropanya dapat mengejar resolusi lain untuk mengecam Iran.
Di tengah laporan bahwa mereka menentang dorongan Eropa untuk resolusi lain, Washington mengatakan akan menunggu hasil perjalanan Grossi untuk memutuskan langkah selanjutnya.
Eslami mengatakan, Teheran akan mengumumkan tanggapan jika pihak Barat dalam kesepakatan nuklir memutuskan untuk melanjutkan apa yang akan menjadi resolusi ketiga mereka dalam setahun terakhir.
Baca juga: Iran Bantah Sengaja Perkaya Kemurnian Uranium Hingga 84 Persen
Iran meningkatkan upaya pengayaan nuklirnya dan mengekang pemantauan IAEA sebagai tanggapan atas dua resolusi sebelumnya. Badan tersebut mengkonfirmasi minggu lalu bahwa jejak uranium yang diperkaya ke tingkat senjata hampir 84 persen telah ditemukan di Iran dan perlu didiskusikan lebih lanjut dengan Teheran.
Pejabat Iran mengatakan fakta bahwa "partikel" dari bahan yang diperkaya lebih tinggi telah ditemukan tidak berarti ia secara aktif memperkaya di luar tingkat yang dinyatakan 60 persen, sesuatu yang ditegaskan Eslami pada hari Sabtu.
“Kami berkomitmen pada perjanjian perlindungan kami dengan agensi dan kami tidak akan membiarkan elemen atau tindakan apa pun merusak kerja sama ini, jadi pekerjaan kami akan berlanjut dan kami tidak akan membiarkan ketidakpatuhan menyebabkan kurangnya kepercayaan,” Eslami katanya saat konferensi pers, dilansir dari Al Jazeera.
Grossi mengatakan, pekerjaan pada beberapa masalah, termasuk materi yang tidak dapat dijelaskan yang ditemukan beberapa tahun lalu di tiga situs Iran, terus berlanjut dan hasilnya hanya dapat dikonfirmasi pada akhir pembicaraan.
“Apa yang kami lakukan di sini dan kesepakatan yang ingin kami capai dapat membantu memulihkan JCPOA,” katanya, merujuk pada nama resmi perjanjian nuklir, Rencana Aksi Komprehensif Bersama.
Kesepakatan nuklir ditandatangani pada 2015, tetapi Washington secara sepihak menarik diri darinya pada 2018 dan menjatuhkan sanksi keras terhadap Iran, yang secara bertahap mengabaikan batasannya, termasuk batas pengayaan 3,67 persen.
Upaya untuk memulihkan atau menegosiasikan kembali kesepakatan telah terhenti dalam satu tahun terakhir. Teheran menyatakan bahwa program nuklirnya untuk keperluan damai dan tidak mencari senjata nuklir.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News