Bendera Suriah Merah Putih Hitam, Simbol Ba'athisme Assad. (Getty)
Bendera Suriah Merah Putih Hitam, Simbol Ba'athisme Assad. (Getty)

Ba’athisme, Ideologi Bashar al-Assad sang Mantan Presiden Suriah

Riza Aslam Khaeron • 09 Desember 2024 13:57
Jakarta: Ba'athisme adalah ideologi politik yang menjadi fondasi pemerintahan Bashar al-Assad selama dua dekade. Ideologi ini tidak hanya mengarahkan kebijakan domestik dan geopolitik, tetapi juga membentuk kontrol sosial yang ketat di Suriah.
 
Namun, apa sebenarnya Ba’athisme? Bagaimana pengaruhnya terhadap kekuasaan Assad dan Suriah secara keseluruhan? Artikel ini akan menjawabnya secara mendalam.
 

Sejarah Singkat Ba’athisme

Ba'athisme muncul pada 1947 di Suriah, dirancang oleh Michel Aflaq, Salah al-Din al-Bitar, dan Zaki al-Arsuzi.
 
Tujuannya adalah menciptakan negara Arab bersatu yang mandiri dari kolonialisme, sekaligus menggabungkan nasionalisme Arab dan sosialisme untuk menciptakan pemerataan sosial.

Dalam konteks sejarah, Ba'athisme lahir sebagai reaksi terhadap dominasi kolonial Barat di Timur Tengah.
 
Tiga pilar utama Ba'athisme adalah:
 
1. Pan-Arabisme: Mimpi besar menyatukan bangsa Arab dalam satu negara yang kuat dan berdaulat.
 
2. Sosialisme Arab: Redistribusi kekayaan untuk menciptakan keadilan sosial tanpa terlalu bergantung pada ideologi komunisme Soviet.
 
3. Sekularisme: Memisahkan agama dari pemerintahan untuk mempromosikan modernisasi dan mencegah konflik sektarian.
 
Kudeta militer tahun 1963 membawa Partai Ba'ath ke puncak kekuasaan di Suriah. Partai ini mengadopsi sistem satu partai yang memberikan kontrol penuh atas semua aspek pemerintahan.
 

Ba'athisme di Bawah Bashar al-Assad

Ketika Bashar al-Assad mengambil alih kekuasaan pada tahun 2000 setelah kematian ayahnya, Hafez, Ba’athisme beradaptasi dengan gaya kepemimpinan yang lebih modern namun tetap otoriter. Berikut adalah beberapa cara ideologi ini digunakan di bawah kepemimpinannya:
 
1. Kultus Kepribadian: Ba'athisme di era Assad menekankan loyalitas kepada pemimpin. Poster dan patung Bashar al-Assad tersebar di seluruh negeri, menguatkan citra dirinya sebagai figur penyelamat bangsa Arab.
 
2. Reformasi Ekonomi yang Terbatas: Bashar mencoba memperkenalkan elemen pasar bebas ke dalam ekonomi, seperti privatisasi sebagian sektor publik. Namun, reformasi ini hanya menguntungkan elit yang dekat dengan rezim, memperdalam kesenjangan ekonomi.
 
3. Kontrol Sosial: Ideologi Ba'athisme digunakan untuk melegitimasi kebijakan represif, termasuk pemantauan ketat terhadap media, pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil.
 

Propaganda dan Implementasi

Pendidikan adalah salah satu alat utama yang digunakan rezim untuk menyebarkan doktrin Ba'athisme.
 
Kurikulum sekolah dipenuhi dengan narasi yang memuliakan Partai Ba'ath dan peran keluarga Assad dalam "membela bangsa Arab."
 
Media massa di Suriah sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah, menampilkan Assad sebagai simbol stabilitas di tengah konflik domestik dan ancaman internasional.
 
Meskipun Ba'athisme memiliki visi ideal, implementasinya di Suriah menghadapi banyak kritik:
 
1. Penindasan Minoritas: Minoritas seperti Kurdi sering menjadi korban kebijakan yang diskriminatif, dengan alasan menjaga "persatuan nasional."
 
2. Ketergantungan pada Retorika: Banyak slogan tentang persatuan Arab dan anti-imperialisme hanya menjadi alat propaganda tanpa implementasi nyata.
 
3. Sentralisasi Kekuasaan: Ba'athisme berubah menjadi alat untuk mempertahankan kekuasaan keluarga Assad, mengabaikan prinsip pemerataan sosial yang menjadi inti ideologi ini.
 

Akhir Rezim Assad dan Masa Depan Ba’athisme

Pada Desember 2024, Bashar al-Assad digulingkan oleh pemberontakan besar-besaran yang mengakhiri lebih dari enam dekade pemerintahan Ba'athisme di Suriah.
 
Peristiwa ini merupakan puncak dari akumulasi ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan represif dan kesenjangan sosial yang parah.
 
Namun, Ba'athisme sebagai ideologi tidak sepenuhnya hilang. Elemen-elemen nasionalisme Arab dan sosialisme tetap menjadi bagian penting dari diskursus politik Suriah.
 
Tantangan utama bagi Suriah adalah bagaimana membangun masa depan tanpa kembali terjebak dalam otoritarianisme yang diwarisi dari Ba'athisme.
 
Ba'athisme adalah ideologi yang lahir dengan harapan besar untuk membebaskan dunia Arab dari kolonialisme dan ketidakadilan sosial. Namun, di bawah rezim Assad, ideologi ini berubah menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan.
 
Baca Juga:
Runtuhnya Rezim Assad dan Reaksi Negara-Negara Dunia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan