Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv, 1 Mei 2024. (Evelyn Hockstein / POOL / AFP)
Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv, 1 Mei 2024. (Evelyn Hockstein / POOL / AFP)

AS Bertekad Dorong Tercapainya Kesepakatan Israel-Hamas 'Sekarang Juga'

Willy Haryono • 01 Mei 2024 17:12
Tel Aviv: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menegaskan bahwa Washington ingin mendorong tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok Hamas "sekarang juga."
 
Pernyataan disampaikan Blinken saat bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv pada Rabu, 1 Mei 2024.
 
"Bahkan di masa-masa sangat sulit seperti saat ini, kami bertekad mencapai gencatan senjata yang membawa pulang para sandera – dan mewujudkannya sekarang juga," tegas Blinken saat Herzog.

"Dan satu-satunya alasan mengapa hal itu tidak tercapai adalah karena Hamas," sambungnya, tanpa mengelaborasi lebih lanjut.
 
Mengutip dari laman The National News, Blinken tiba di Tel Aviv pada Selasa kemarin setelah singgah di Arab Saudi dan Yordania. Kunjungan ini mengakhiri putaran ketujuh diplomasinya di Timur Tengah sejak Israel menyerang Gaza sebagai balasan atas serangan kilat Hamas pada 7 Oktober 2023.
 
Selain dengan Herzog, Blinken juga dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menurut para pejabat AS.

Rencana Serangan ke Rafah

Sementara itu pada Selasa kemarin, Netanyahu bertekad melancarkan serangan darat ke kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi di tengah perang yang sudah berlangsung hampir tujuh bulan. Netanyahu menegaskan serangan darat ini akan dilakukan walau Hamas menerima proposal gencatan senjata.
 
Komentar Netanyahu muncul beberapa jam sebelum Blinken dijadwalkan tiba di Israel untuk mendorong perundingan gencatan senjata – yang tampaknya merupakan salah satu putaran perundingan paling serius antara Israel dan Hamas sejak perang dimulai.
 
Kesepakatan itu dimaksudkan membebaskan sandera yang ditangkap Hamas pada 7 Oktober, memberikan bantuan kepada penduduk Gaza, dan mencegah serangan Israel ke Rafah.
 
Perjanjian yang sedang dibahas saat ini, yang ditengahi AS, Mesir dan Qatar, akan mencakup pembebasan puluhan sandera dengan imbalan penghentian pertempuran selama enam minggu sebagai bagian dari fase awal, menurut beberapa sumber diplomatik. Ratusan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel juga akan dibebaskan, termasuk beberapa yang menjalani hukuman jangka panjang.
 
"Semua orang menunggu tanggapan Hamas hari ini terhadap usulan Mesir. Berbeda dengan masa-masa sebelumnya, tampaknya masyarakat di Gaza, meski mereka menantikan gencatan senjata dan merasa lelah, namun takut akan kekecewaan, sehingga mereka tidak lagi mengharapkan berakhirnya perang," kata seorang sumber politik Palestina kepada The National.
 
"Setiap orang mendambakan gencatan senjata yang akan membawa masyarakat lebih dekat ke akhir perang dan kembali menyelesaikan hidup mereka dengan membangun kembali rumah mereka. Namun mereka juga mendambakan solusi yang menempatkan mereka pada jalur untuk mencapai hak mereka atas kebebasan dan kemerdekaan," lanjutnya.
 
"Sampai tujuan jauh itu tercapai, 'pertarungan di atas ring' tetap berlangsung untuk mencetak poin tanpa kemampuan memberikan pukulan yang fatal," tutup sumber tersebut.
 
Baca juga:  Sekjen PBB Ingatkan 'Eskalasi Tak Tertahankan' dari Serangan Israel ke Rafah
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan