Pertemuan berhasil mengidentifikasi sejumlah peluang bisnis, investasi dan kerja sama lainnya, antara lain pengadaan ban untuk kendaraan umum, dan pengadaan peralatan telekomunikasi.
Terdapat juga peluang kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan pembangunan kapasitas untuk generasi muda Afsel, khususnya di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi serta pemberdayaan ekonomi melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Saya menilai banyak peluang menarik yang dapat ditindaklanjuti, baik untuk perdagangan, investasi maupun capacity building. Beberapa proyek bahkan bukan hanya untuk pengerjaan di Afrika Selatan saja, tetapi juga di beberapa negara tetangga seperti Botswana, Namibia, Mozambik, dan Malawi," kata Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi.
"KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg akan berupaya untuk mewujudkan peluang tersebut dalam waktu dekat," sambungnya, dalam keterangan di situs Kemenlu RI, Jumat, 8 Oktober 2021.
Setelah sempat melemah pada 2020 akibat pandemi Covid-19, volume perdagangan Indonesia-Afrika Selatan sampai dengan Agustus 2021 telah melampaui nilai yang dicapai sebelumnya pada 2019, yaitu USD1,6 miliar, berdasarkan data BPS.
Namun demikian, neraca perdagangan surplus memihak Afrika Selatan dan belum mencerminkan potensi penetrasi produk Indonesia di pasar negara tersebut. Hal inilah yang coba terus digenjot KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg.
Potensi pasar Afrika (non-traditional market) bagi penetrasi ragam produk Indonesia dan potensi kerja sama dalam berbagai bidang, khususnya ekonomi, sudah waktunya untuk dibaca sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik.
Baca: KJRI Cape Town Promosikan Produk Indonesia di Resepsi Diplomatik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News