Pernyataan disampaikan Taliban kepada kantor berita BBC di tengah laporan bahwa sekitar 1.000 personel militer Amerika Serikat mungkin akan tetap disiagakan di AS untuk menjaga misi diplomatik dan bandara internasional Kabul.
Presiden AS Joe Biden menargetkan semua pasukan AS sudah ditarik sepenuhnya dari Afghanistan pada 11 September tahun ini.
Saat semua pasukan asing mundur nantinya, maka sektor keamanan negara akan ditangani oleh pasukan pemerintah Afghanistan. Sejumlah pihak khawatir hilangnya pasukan asing dapat membahayakan Afghanistan, termasuk ibu kota Kabul.
Nmun juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, menegaskan bahwa merebut ibu kota Kabul dengan kekuatan militer "bukanlah kebijakan Taliban."
Berbicara kepada BBC dari kantor cabang Qatar, Taliban menegaskan bahwa tidak boleh ada pasukan asing lagi di Kabul setelah fase penarikan selesai tahun ini.
"Jika mereka meninggalkan pasukan mereka dan melanggar perjanjian Doha, maka kami akan mengambil keputusan tegas," kata Shaheen, dalam keterangan di situs BBC pada Senin, 5 Juli 2021.
"Kami akan bereaksi dan keputusan akhir ada di tangan kepemimpinan kami," tegasnya.
Ia menambahkan, diplomat, personel organisasi nirlaba, dan warga sipil asing tidak akan menjadi target Taliban setelah penarikan pasukan AS dan NATO selesai. Taliban mengklaim tiga kelompok tersebut tidak membutuhkan perlindungan khusus.
"Kami menentang pasukan asing, bukan diplomat dan NGO beserta pekerjanya karena itu dibutuhkan masyarakat. Kami bukan ancaman bagi mereka," tutur Shaheen.
Sebelumnya pada pekan kemarin, pasukan asing terlihat mulai menarik diri dari Pangkalan Udara Bagram. Selama ini, pangkalan tersebut dijadikan basis utama bagi AS dan NATO dalam menjalankan operasi militer di Afghanistan.
Baca: Pasukan Terakhir AS dan NATO Tinggalkan Pangkalan Udara Afghanistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News