"Kedua belah pihak menekankan pentingnya menindaklanjuti implementasi Perjanjian Beijing dan aktivasinya dengan cara memperluas rasa saling percaya dan bidang kerja sama serta membantu menciptakan keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan," kata pernyataan bersama yang dikeluarkan, dilansir dari France24.
Teheran dan Riyadh mengumumkan perjanjian yang ditengahi Beijing pada Maret lalu, untuk memulihkan hubungan yang telah terputus tujuh tahun lalu, ketika pengunjuk rasa di Iran menyerang misi diplomatik Arab Saudi.
Baca: Menlu Iran-Arab Saudi bertemu di Tiongkok untuk Perkuat Rekonsiliasi. |
Kunjungan para menteri ke Beijing terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron dan ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen juga berada di ibu kota Tiongkok. Mereka berusaha untuk menyampaikan pendapat Eropa dalam pertemuan dengan Xi Jinping untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
Pemulihan hubungan yang mengejutkan antara Arab Saudi yang mayoritas Muslim Sunni, pengekspor minyak terbesar dunia, dan Iran yang mayoritas Syiah, sangat berselisih dengan pemerintah Barat atas kegiatan nuklirnya, memiliki potensi untuk membentuk kembali hubungan di seluruh wilayah yang ditandai dengan pergolakan selama beberapa dekade.
"Kedua belah pihak bernegosiasi dan bertukar pendapat dengan penekanan pada dimulainya kembali secara resmi hubungan bilateral dan langkah-langkah eksekutif menuju pembukaan kembali kedutaan dan konsulat kedua negara," ucap Kementerian Luar Negeri Iran.
Saluran TV negara Saudi, Al Ekhbariya menayangkan rekaman pasangan itu berjabat tangan di depan bendera Saudi dan Iran dan kemudian berbicara dan tersenyum.
Berdasarkan perjanjian bulan lalu, kedua negara akan membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam waktu dua bulan dan menerapkan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada Januari 2016, setelah pengunjuk rasa menyerang kedutaannya di Teheran dan konsulat di kota Masyhad Iran atas eksekusi Riyadh terhadap ulama oposisi Saudi Nimr al-Nimr.
Pembicaraan antara para menteri luar negeri diharapkan akan diikuti dengan kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Riyadh.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News