"Itu adalah pengadilan yang sangat penting bagi sistem peradilan Turki dan negara. Ini adalah ujian yang akan tercatat dalam sejarah,” tambah Muaz Ergezen, pengacara lain yang mewakili para korban.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, saat peristiwa kudeta turut menjadi korban. Bersama komandan lainnya, Akar disandera di pangkalan militer semalam sebelum penyelamatan mereka pada 16 Juli 2016.
Jet tempur F-16 menghantam gedung parlemen, jalan dekat istana presiden dan markas pasukan khusus serta polisi Ankara. Erdogan sedang berlibur di Turki selatan saat itu.
Bom tersebut menewaskan 68 orang di ibu kota dan melukai lebih dari 200 orang. Sembilan warga sipil juga tewas saat mencoba menghentikan komplotan di pintu masuk pangkalan.
Gulen, Adil Oksuz -,seorang dosen teologi yang menurut para pejabat adalah koordinator kunci dari apa yang terjadi di lapangan,- dan empat orang lainnya diadili secara in absentia.
Oksuz ditahan tidak lama setelah tawaran kudeta tersebut tetapi kemudian dibebaskan dan sekarang dalam pelarian.
2.800 hukuman seumur hidup
Putusan Kamis 26 November itu memuncak pada persidangan yang dimulai pada Agustus 2017 yang melibatkan hampir 500 tersangka.Pengusaha Kemal Batmaz, yang dituduh membantu Oksuz, termasuk di antara puluhan terdakwa yang dijatuhi hukuman seumur hidup. Dia dianggap memainkan peran utama dalam upaya penggulingan Erdogan.