Kebakaran itu melanda Rumah Sakit Al-Hussein, di Nassiriya pada Senin 12 Juli 2021 malam waktu setempat. Ini adalah kebakaran mematikan kedua di Irak dalam tiga bulan. Api akhirnya berhasil dikendalikan oleh asukan pertahanan sipil setempat.
Baca: 39 Tewas dalam Kebakaran di Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19 Irak.
“52 mayat telah ditemukan dan 22 orang lainnya terluka dalam jumlah korban terbaru, setelah api merusak bangsal isolasi covid-19,” ujar juru bicara otoritas kesehatan setempat, Haydar al-Zamili, seperti dikutip AFP, Selasa 13 Juli 2021.
"Korban meninggal karena luka bakar dan pencarian masih berlanjut," katanya, seraya menambahkan bahwa ada kekhawatiran para korban masih bisa terjebak di dalam gedung. Bangsal memiliki ruang untuk 70 tempat tidur.
Ketika penyelamat menyisir gedung yang hangus asap untuk mencari lebih banyak mayat, Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi mengadakan pertemuan mendesak dengan para menteri senior. Dia memerintahkan penangguhan dan penangkapan manajer kesehatan dan pertahanan sipil di Nassiriya.
“Manajer rumah sakit juga diskors dan diperintahkan untuk ditangkap,” sebut pernyataan kantor Perdana Menteri Irak.
“Bencana Rumah Sakit Al-Hussein adalah bukti nyata kegagalan melindungi kehidupan warga Irak, dan inilah saatnya untuk mengakhiri ini,” tulis Mohamed al-Halbousi, Ketua Parlemen Irak, di Twitter.
Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan, di Facebook Senin malam bahwa api melahap bangunan sementara yang didirikan di sebelah bangunan utama, tetapi tidak merinci penyebabnya.
Sudah dihancurkan oleh perang dan sanksi, sistem perawatan kesehatan Irak telah berjuang untuk mengatasi krisis virus korona, yang telah menewaskan 17.592 orang dan menginfeksi lebih dari 1,4 juta.
Penyebab
Laporan polisi awal menunjukkan bahwa ledakan tangki oksigen di dalam bangsal covid-19 rumah sakit adalah kemungkinan penyebab kebakaran."Saya mendengar ledakan besar di dalam bangsal virus korona dan kemudian api berkobar dengan sangat cepat," kata Ali Muhsin, seorang penjaga rumah sakit yang membantu membawa pasien yang terluka menjauh dari api.
Pada April, kebakaran yang disebabkan oleh ledakan tangki oksigen di sebuah rumah sakit khusus untuk pandemi covid-19 di Baghdad menewaskan sedikitnya 82 orang dan melukai 110 lainnya.
Sumber-sumber kesehatan mengatakan sebelumnya jumlah korban tewas akibat kebakaran Senin bisa meningkat karena banyak pasien masih hilang. Dua petugas kesehatan termasuk di antara yang tewas, kata mereka.
Kerabat yang marah berkumpul di depan rumah sakit dan bentrok dengan polisi, membakar dua kendaraan polisi, kata seorang saksi mata Reuters.
"Pejabat yang korup harus bertanggung jawab atas kebakaran dan pembunuhan pasien yang tidak bersalah. Di mana tubuh ayah saya," kata seorang pemuda sambil mencari di antara tubuh hangus yang dibungkus selimut di halaman rumah sakit.
Puluhan demonstran muda memprotes di luar rumah sakit setelah kobaran api mematikan.
"Partai-partai (politik) telah membakar kami," teriak mereka serempak.
Kebakaran mematikan itu juga memicu seruan marah di media sosial yang menuntut tindakan dan pengunduran diri pejabat tinggi.
Pemerintah setempat memberlakukan keadaan darurat di provinsi Dhi Qar, di mana Nasiriyah adalah ibu kotanya, dan memerintahkan para dokter yang sedang cuti untuk membantu merawat yang terluka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News