"Saya akan memilih orang-orang yang sempurna," ucap Saied saat ditanya mengenai siapa saja tokoh yang akan mengisi pemerintahan baru nantinya.
"Belum lama ini, saya telah bertemu dengan para kandidat, dan akan terus mencari orang-irang yang bisa dipercaya," sambungnya, dilansir dari laman Anadolu Agency, Minggu, 12 September 2021.
Meski berjanji segera mengumumkan pemerintahan baru, Saied tidak menyebutkan tanggal spesifik.
Saied sekali lagi membantah tuduhan bahwa dirinya telah melanggar konstitusi negara dan melakukan kudeta. Ia menekankan akan "terus menghormati legitimasi konstitusi" Tunisia.
Pada 25 Juli, Saied membubarkan pemerintahan, membekukan parlemen, dan melanjutkan wewenang eksekutif. Walau dirinya berkukuh langkah tersebut merupakan upaya "menyelamatkan" negara, jajaran kritikus memandangnya sebagai sebuah kudeta.
Baca: Presiden Tunisia Perpanjang Pembekuan Parlemen Tanpa Batas Waktu
Selama ini Tunisia dipandang sebagai satu-satunya negara yang sukses melakukan transisi demokratik di dunia Arab. Jika dibandingkan dengan Mesir, Libya, dan Yaman, Tunisia dinilai lebih berhasil dalam perjuangan menuju negra demokratis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News