Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv dalam mendesak Netanyahu segera menyepakati perjanjian dengan Hamas agar para sandera bisa dipulangkan. (AFP)
Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv dalam mendesak Netanyahu segera menyepakati perjanjian dengan Hamas agar para sandera bisa dipulangkan. (AFP)

Sudah Muak, Pedemo Israel Tuntut Pemerintah Segera Sepakati Gencatan Senjata

Medcom • 09 Juli 2024 14:21
Tel Aviv: Ribuan demonstran Israel kembali beramai-ramai turun jalanan kota Tel Aviv dan Yerusalem selama dua hari berturut-turut dalam mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera menyepakati gencatan senjata dengan kelompok Hamas.
 
Mereka sudah muak dengan sikap Netanyahu yang dinilai hanya mendahulukan kepentingan politik ketimbang membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
 
Mengutip dari Malay Mail, Selasa, 9 Juli 2024, para demonstran -- yang sebagian besar memiliki kerabat di antara para sandera -- mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap penanganan pemerintah terhadap situasi ini, dengan meneriakkan: "kami tidak akan menyerah."

Aksi protes atau "hari gangguan" nasional ini dimulai pada Senin pagi, tepatnya pada pukul 06:29 pagi waktu setempat. Para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan di dua kota terbesar di Israel, dengan puluhan ribu orang menghentikan lalu lintas di beberapa persimpangan utama. Polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan massa.
 
Ada sentimen yang berkembang di antara para pengunjuk rasa bahwa pemerintah Israel telah mengabaikan mereka yang masih disandera Hamas. Israel melaporkan bahwa 116 orang masih disandera Hamas di Jalur Gaza.
 
"Pemerintah tidak peduli dengan apa yang dipikirkan rakyat, dan mereka tidak melakukan apa pun untuk membawa pulang saudara-saudara kami dari Gaza. Cukup sudah," kata Orly Nativ, seorang pengunjuk rasa berusia 57 tahun di Tel Aviv.
 
Banyak yang menuduh Netanyahu memprioritaskan kelangsungan hidup politiknya di atas kesepakatan gencatan senjata, dengan dua anggota kabinet sayap kanan mengancam akan mengundurkan diri jika kesepakatan semacam itu dibuat. "Dia tahu jika dia mengakhiri perang, pemerintahannya akan jatuh," kata Nurit Meiri, seorang pekerja sosial dari Yerusalem.

Perang Israel-Hamas

Aksi protes berskala besar telah menjadi hal biasa setiap Sabtu malam selama berbulan-bulan di seluruh Israel, terutama di Tel Aviv. Pada Sabtu malam, penyelenggara memperkirakan sekitar 176.000 orang berkumpul di persimpangan Tel Aviv yang dijuluki "Alun-Alun Demokrasi," menandai salah satu demonstrasi terbesar sejak perang Gaza dimulai.
 
Perang di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah menelan banyak korban jiwa. Menurut penghitungan AFP berdasarkan data Israel, sekitar 1.195 orang terbunuh dalam serangan lintas batas Hamas.
 
Pasukan Israel telah menyelamatkan tujuh dari 251 sandera yang disandera di hari itu, dan 105 lainnya, termasuk 80 warga Israel, dibebaskan selama gencatan senjata selama satu minggu di bulan November.
 
Serangan balasan Israel telah menewaskan setidaknya 38.153 orang tewas di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut data kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut. (Shofiy Nabilah)
 
Baca juga:  Israel Terus Serang Gaza, Hamas: Negosiasi Bisa Kembali ke Titik Awal
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan