"Pejabat AS menyatakan Israel tidak memberitahu secara spesifik tentang operasi tersebut. Namun, mereka menyebutkan bahwa panggilan Gallant membuat AS tidak sepenuhnya tanpa informasi," tulis Axios pada Selasa, 17 September 2024.
Awalnya, pejabat AS tidak terlalu menganggap serius panggilan Gallant tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan dalam daily briefing di Washington D.C: "Kami tidak tahu tentang informasi ini dan tidak terlibat."
Berdasarkan Axios, pejabat AS menyatakan bahwa Israel melaksanakan operasi itu karena khawatir rencana mereka akan terungkap oleh Hizbullah.
"Kejadian itu merupakan momen kritis antara untung atau rugi," ungkap seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir Times of Israel.
Mantan pejabat Israel juga memberi tahu Axios bahwa Israel telah merencanakan ledakan pager sebagai pembuka dalam serangan besar-besaran terhadap Hizbullah di Lebanon. Namun, dalam beberapa hari terakhir, mereka khawatir rencana tersebut akan terbongkar oleh pejabat Hizbullah.
Setidaknya 9 orang tewas dan 2800 orang terluka ketika pager milik sejumlah anggota Hizbullah meledak di berbagai wilayah Lebanon pada Selasa lalu.
Ledakan ini, yang dilaporkan juga melukai dan menewaskan beberapa orang di Suriah, termasuk Duta Besar Iran untuk Lebanon, memicu eskalasi besar di Timur Tengah dan berpotensi mengarah pada perang skala penuh di kawasan tersebut.
Baca Juga:
AS Menyangkal Terlibat Ledakan Pager di Lebanon yang Diduga Didalangi Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News