Juru Bicara Kemenlu AS Matthew Miller. (AFP)
Juru Bicara Kemenlu AS Matthew Miller. (AFP)

AS Menyangkal Terlibat Ledakan Pager di Lebanon yang Diduga Didalangi Israel

Riza Aslam Khaeron • 18 September 2024 08:12
Washington D.C: Amerika Serikat (AS) membantah keterlibatannya dalam serangkaian ledakan alat komunikasi pager yang menewaskan 9 orang dan melukai 2800 lainnya, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon pada Selasa, 17 September 2024.
 
"Kami sedang mengumpulkan informasi terkait insiden ini. Saya bisa memastikan bahwa AS tidak terlibat," ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam konferensi pers di Washington D.C.
 
"Kami mengumpulkan informasi seperti yang dilakukan para jurnalis di seluruh dunia, untuk mengumpulkan fakta tentang apa yang mungkin telah terjadi," lanjut Miller.

Ketika ditanya lebih lanjut oleh para jurnalis dalam daily briefing Kementerian Luar Negeri AS, Miller menekankan bahwa AS selalu mengkhawatirkan setiap insiden yang berpotensi memperburuk situasi di Timur Tengah. Ia juga mendesak Iran agar tidak memanfaatkan kejadian ini yang bisa menyebabkan ketidakstabilan di kawasan.
 
Meski belum ada pihak yang mengklaim serangan tersebut, pejabat Hizbullah menyalahkan Israel sebagai dalang di balik insiden ini, yang diduga menargetkan anggota partai tersebut.
 
"Kami yakin musuh Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal ini," ungkap Hizbullah dalam pernyataannya, mengutip Al-Jazeera.
 
Gerakan Hamas juga menyalahkan Israel melalui platform Telegram, menyebut kejadian ini sebagai bagian dari "agresi zionis yang menyeluruh terhadap kawasan".
 
"Kami di Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengutuk keras agresi teroris Zionis Israel yang menargetkan warga Lebanon melalui peledakan perangkat komunikasi di berbagai wilayah Lebanon serta fasilitas sipil dan layanan," tulis Hamas di Telegram mereka pada 17 September.
 
Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa "perkembangan hari ini menandai eskalasi yang sangat mengkhawatirkan" dalam situasi konflik Israel-Lebanon di Timur Tengah.
 
"Warga sipil bukanlah target dan harus selalu dilindungi," tegas Jeanine Hennis-Plasschaert, Perwakilan Khusus Misi Bantuan PBB untuk Irak, pada hari Selasa, menekankan pentingnya mengikuti hukum internasional.
 
Insiden ini terjadi bersamaan dengan laporan dari media independen bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berencana memperluas tujuan militernya di Lebanon untuk memulangkan warga Israel Utara yang melarikan diri dari konflik di perbatasan.
 
Baca Juga:
Pager-pager Meledak Serentak di Lebanon, 9 Orang Tewas, Ribuan Terluka
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan