Dilansir dari laman Japan Times, Minggu, 27 November 2022, studi tersebut mengindikasikan bahwa varian baru Covid-19 di masa mendatang mungkin dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dari beragam varian Omicron saat ini.
Studi terbaru ini, dilakukan laboratorium yang sama dengan tempat uji coba varian Omicron tahun lalu, menggunakan sampel dari individu terinfeksi HIV. Dalam kurun waktu enam bulan, awalnya virus tersebut mengalami kondisi fusi dan kematian sel seperti varian Omicron BA.1.
Namun seiring berjalannya waktu, evolusi virus tersebut mencapai level yang serupa dengan Covid-19 versi awal yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan, Tiongkok, pada akhir 2019.
Dipimpin ilmuwan Alex Sigal di laboratorium Institut Riset Kesehatan Afrika di kota Durban, studi terbaru ini mengindikasikan bahwa patogen Covid-19 dapat terus bermutasi, dan varian baru di masa mendatang berpotensi memicu gejala yang lebih parah -- bahkan kematian -- ketimbang varian Omicron.
Sejauh ini, studi tersebut belum menjalani proses tinjauan rekan sejawat (peer-reviewed) dan baru didasarkan pada sampel dari satu individu.
Sigal dan beberapa ilmuwan lainnya sebelumnya mengatakan bahwa varian-varian Covid-19 seperti Beta dan Omicron -- pertama kali teridentifikasi di Afrika bagian selatan -- mungkin telah berevolusi di dalam tubuh individu yang mengalami imunosupresi seperti pengidap HIV.
"Durasi lama yang dibutuhkan individu semacam itu dalam mengatasi penyakit, memungkinkan (Covid-19) untuk bermutasi dan menjadi lebih baik dalam menghindari antibodi," ungkap Sigal dan para koleganya.
"Studi ini mungkin mengindikasikan bahwa evolusi SARS-CoV-2 dalam infeksi jangka panjang tidak selalu berujung pada pelemahan (virus tersebut)," sebut para ilmuwan dalam studi yang dirilis pada Kamis kemarin.
"Hal ini mengindikasikan bahwa varian di masa mendatang dapat bersifat lebih patogenik dari varian-varian Omicron yang beredar saat ini," pungkas mereka.
Baca: Studi: Masa Penularan Omicron Sama dengan Varian-varian Sebelumnya
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News