Mantan menteri pertahanan Israel Benny Gantz. (Abir SULTAN / POOL / AFP)
Mantan menteri pertahanan Israel Benny Gantz. (Abir SULTAN / POOL / AFP)

Kepada Hamas, Israel Serukan Pembebasan Sandera sebelum Ramadan

Willy Haryono • 19 Februari 2024 08:01
Tel Aviv: Anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, memperingatkan kepada kelompok pejuang Palestina Hamas untuk membebaskan semua sandera di Jalur Gaza. Jika hal itu tidak dilakukan hingga 10 Maret, lanjut Gantz, maka Israel akan melancarkan serangan darat ke kota Rafah.
 
Mengutip dari BBC, Senin, 19 Februari 2024, ini adalah pertama kalinya Israel mengumumkan kapan pasukannya mungkin memasuki kota Rafah di Gaza selatan yang saat ini dipadati 1,5 juta pengungsi Palestina.
 
Suara penentangan global semakin meningkat terhadap rencana serangan darat Israel ke Rafah. Sebelumnya, badan kesehatan masyarakat PBB mengatakan bahwa Rumah Sakit Nasser di Gaza telah berhenti berfungsi setelah serangan Israel.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa tim mereka tidak diizinkan masuk ke rumah sakit tersebut untuk menilai situasi seputar pasien dan pasokan medis.
 
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memasuki kompleks Rumah Sakit Nasser pada Kamis lalu, seraya mengatakan bahwa laporan intelijen mengindikasikan sejumlah sandera tersisa masih ditahan Hamas ditahan di sana.
 
IDF menggambarkan operasinya di Nasser sebagai operasi "tepat dan terbatas," dan menuduh Hamas "secara sinis telah menggunakan rumah sakit untuk teror."
 
Berbicara pada hari Minggu kemarin, Gantz yang mantan menteri pertahanan, mengatakan: "Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu - jika pada bulan Ramadan para sandera kita tidak ada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk wilayah Rafah."
 
Ramadan tahun ini dimulai pada 10 Maret mendatang.
 
Baca juga:  Jumlah Kematian di Gaza 28.858 Jiwa, Rencana Gencatan Senjata Masih Suram

Evakuasi Warga Gaza

Gantz menambahkan bahwa Israel akan bertindak secara terkoordinasi dan memfasilitasi evakuasi warga sipil dari Rafah, yang disebutnya telah didiskusikan dengan Amerika Serikat dan Mesir.
 
Kabinet perang Israel terdiri dari pejabat tinggi keamanan negara itu. Kelompok ini dibentuk beberapa hari setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan menyandera 253 orang. Israel yakin Hamas masih menyandera sekitar 130 orang di Gaza.
 
Referensi Gantz ke Mesir mungkin meningkatkan spekulasi bahwa Israel memperkirakan sebagian warga Palestina akan keluar dari Jalur Gaza dan mencari perlindungan di sisi perbatasan Mesir, di mana pihak berwenang tampaknya membangun tembok besar untuk tujuan ini, kata koresponden diplomatik BBC Paul Adams.
 
Namun para pejabat Israel belum memberikan rincian mengenai rencana evakuasi tersebut.
 
Tepat tiga pekan sebelum dimulainya Ramadan, laporan dari Rafah mengatakan bahwa beberapa orang bertolak ke arah barat menuju pantai. Namun sebagian besar masih menunggu, dan tidak yakin apa yang harus mereka lakukan.
 
Meski ada tekanan internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan melancarkan serangan darat ke Rafah untuk melenyapkan Hamas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan