Dilansir dari laman Guardian pada Sabtu, 27 Februari 2021, direktur penjara dan seorang pemimpin geng kriminal merupakan dua dari 25 orang yang tewas dalam pelarian di penjara Croix-des-Bouquets di pinggiran ibu kota Port-au-Prince pada Kamis kemarin.
Baca: Kabur dari Penjara, Tahanan di Haiti Ditembak Mati
Pelarian tersebut diyakini sebagai upaya membebaskan Arnel Joseph, kriminal paling diburu Haiti yang ditangkap pada 2019 lalu atas berbagai dakwaan, termasuk pemerkosaan, penculikan, dan pembunuhan.
Joseph, yang dilaporkan masih memakai rantai di pergelangan kakinya, terlihat dibawa seseorang dengan sebuah sepeda motor satu hari usai pelariannya. Juru bicara kepolisian Haiti Gary Desrosiers mengatakan, Joseph sempat mengacungkan senjata dan kemudian tewas dalam baku tembak dengan petugas.
Selama ini Joseph dikenal sebagai penguasa Village de Dieu atau Desa Tuhan, sebuah kawasan kumuh di Port-au-Prince. Ia juga menguasai beberapa wilayah lainnya, termasuk di Artibonite.
Otoritas Haiti belum merilis detail tambahan mengenai pelarian, dengan hanya mengklaim telah berhasil menangkap 60 narapidana. Sekretaris negara Haiti Frantz Exantus mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk beberapa komisi untuk menginvestigasi siapa yang merencanakan pelarian dan motif di baliknya.
Dari 25 orang yang tewas, salah satunya adalah direktur penjara bernama Paul Joseph Hector.
Penjara Croix-des-Bouquets dikenal atas peristiwa pelarian pada 2014. Kala itu, 300 dari total 899 narapidana berhasil melarikan diri. Sejumlah pihak meyakini pekarian itu didesain untuk membebaskan Clifford Brandt, anak dari pebisnis ternama yang telah ditahan sejak 2012 atas kasus penculikan.
Brandt ditangkap dua hari usai pelariannya di dekat perbatasan Republik Dominika. Sejak peristiwa 2014, Haiti meningkatkan keamanan penjara dengan memasang kamera pengawas dan monitor elekronik di pergelangan kaki narapidana berbahaya.
Pada 2010, gempa bumi di Haiti memicu pelarian penjara terbesar yang meliputi lebih dari 4.200 narapidana. Pelarian tersebut terjadi di pusat penahanan nasional di Port-au-Prince.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News