"Polisi dan tentara sudah tidak pernah datang ke wilayah kami kami. Jika mereka datang, maka biasanya akan ditembak para militan," kata Ibrahim, seorang pria berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai penjual ikan di pasar.
Hampir tiga tahun setelah kehilangan daerah jajahan terakhirnya di Irak, ISIS mulai muncul kembali sebagai ancaman mematikan. Kemunculan ini didukung minimnya penjagaan di banyak wilayah di Irak, menurut keterangan sejumlah pejabat keamanan, pemimpin lokal dan masyarakat Irak utara.
ISIS kini sudah tidak lagi kuat seperti dulu. Namun sel-sel militannya masih beroperasi secara independen di Irak utara dan juga negara tetangganya, Suriah. Operasi ini mulai meningkat jumlahnya dalam beberapa bulan terakhir.
"Daesh (ISIS) sudah tidak lagi sekuat di tahun 2014," kata Jabar Yawar, seorang petinggi pasukan Peshmerga di wilayah otonom Kurdistan
"Sumber daya mereka terbatas, dan tidak ada kepemimpinan yang kuat. Namun selama perselisihan politik (di Irak) belum diselesaikan, Daesh akan selalu kembali," sambungnya, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 2 Februari 2022.
Sejumlah warga Irak dan Suriah khawatir kebangkitan ISIS dapat terjadi sewaktu-waktu. Akhir Januari lalu, sekelompok militan ISIS menyerbu sebuah penjara di Suriah yang dikuasai pasukan Kurdi.
Penyerbuan itu bertujuan untuk membebaskan para narapidana yang merupakan militan atau simpatisan ISIS. Itu merupakan serangan terbesar yang dilakukan ISIS sejak tumbangkan kekhilafahan mereka di tahun 2019.
Setidaknya 200 narapidana dan militan tewas dalam penyerbuan tersebut, begitu juga dengan 40 personel pasukan Kurdi, 77 sipir penjara, dan empat warga sipil.
Baca: AS Desak Para Sekutu Pulangkan Tahanan ISIS Usai Penjara Suriah Diserang
Para pejabat dan warga Irak maupun Suriah sama-sama menyalahkan rivalitas antar grup bersenjata sebagai pemicu munculnya kembali militan ISIS. Saat pasukan Irak, Suriah, Iran dan Amerika Serikat mendeklarasikan ISIS telah dikalahkan, banyak grup bersenjata saling berperang untuk memperebutkan wilayah yang sudah tidak dipegang ISIS.
Di puncak kekuasaannya pada 2014-2017, ISIS menguasai jutaan orang dan mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan di banyak kota di seluruh dunia. Pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan kekhilafahan di seperempat bagian Irak dan Suriah pada 2014.
Baghdadi tewas dalam operasi penyerbuan pasukan khusus AS di Suriah pada 2019, yang kemudian berujung pada keruntuhan kelompok tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News