"Marahnya itu enggak disampaikan ke pemerintah israel, tetapi ke warga mereka yang di luar negeri," kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana dalam program Crosscheck by Medcom.id di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 5 Mei 2024.
Contoh, serangan yang dialami seorang staf Kedutaan Israel di Beijing, Tiongkok, pada Oktober 2023. Staf tersebut ditikam dengan pisau oleh pelaku warga negara asing.
"Kemarin di China kan ada diplomatnya yang diserang bukan oleh orang setempat sih tapi orang yang mungkin bersimpati dengan rakyat Palestina menyerang dia," ungkap dia.
Baca juga: Soal Dukungan ke Palestina, Indonesia Diminta Tak Omon-omon |
Hikmahanto menilai narasi ancaman keselamatan warga Israel itu perlu dibangun. Sehingga, pemerintah Israel berpikir dua kali melancarkan serangan ke Palestina.
"(Warga negaranya) jadi sasaran, jadi kita harus bisa membangun argumentasi-argumentasi seperti itu," sebut dia.
Dia menambahkan menekan kekejaman Israel juga harus dilakukan dari dalam negaranya. Misalnya, oposisi di Israel yang tak setuju dengan kebijakan Netanyahu harus diperkuat.
"Oposisi di Israel itu yang harus dibesarkan biarkan nanti mekanisme di dalam negeri yang bisa menurunkan Netanyahu. Karena menurut saya ya saat ini kita bukan bicara perang lawan misalnya Israel gitu ya, karena di Israel sendiri ada juga yang tidak setuju dengan kebijakan," ucap Hikmahanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News