"Ini adalah kedua kalinya puluhan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dikuburkan sejak awal perang," tutur Salama Marouf, kepala kantor media Gaza, kepada kantor berita Anadolu Agency.
Penumpukan jenazah di halaman, kamar dan lemari es rumah sakit di Gaza mendorong penduduk di daerah kantong yang terkepung itu untuk menggali kuburan massal di taman rumah mereka, menurut laporan koresponden Anadolu.
Konflik di Gaza, yang dibombardir dan diblokade Israel sejak 7 Oktober, dimulai ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi terhadap warga Palestina. Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza sebagai balasan.
Lebih dari 4.137 warga Palestina, termasuk 1.524 anak-anak dan 1.000 wanita tewas dalam serangan Israel di Gaza. Angka tersebut mencapai lebih dari 1.400 di Israel.
Hari ini, perbatasan Rafah dari sisi Mesir telah dibuka, dan ratusan truk berisi bantuan kemanusiaan mulai bergerak ke Jalur Gaza. Sebanyak 20 truk bantuan dikabarkan telah mulai masuk ke Gaza.
Baca juga: Uni Eropa Sambut Baik Masuknya Konvoi Bantuan dari Mesir ke Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News