Bentrokan militer dan milisi Sudan memasuki hari kedua. (AFP)
Bentrokan militer dan milisi Sudan memasuki hari kedua. (AFP)

Sudan Memanas, Bentrokan Militer dan Milisi Masuki Hari Kedua

Marcheilla Ariesta • 17 April 2023 06:30
Khartoum: Pertempuran di Sudan memasuki hari kedua. Bentrokan di sekitar markas tentara dan istana presiden di ibu kota Khartoum melibatkan senjata berat.
 
da juga laporan pertempuran ratusan mil jauhnya di kota timur Port Sudan dan di wilayah Darfur barat.
 
Sedikitnya 56 orang tewas dan hampir 600 orang terluka dalam bentrokan itu, menurut Komite Pusat Dokter Sudan.

“Sejak kemarin kami tidak dapat meninggalkan rumah sakit untuk pulang karena bentrokan terjadi di dekat rumah sakit dan orang-orang bersenjata dari tentara berkeliaran di dalam rumah sakit dengan membawa senjata mereka,” kata seorang dokter wanita di Khartoum kepada CNN, Senin, 17 April 2023.
 
“Kami benar-benar teror dengan suara ledakan dan peluru, kami lolos dari maut berkali-kali,” tambahnya.
 
Kepala paramiliter Sudan Mohamed Hamdan Dagalo mengklaim telah merebut sebagian besar situs resmi Khartoum setelah bentrokan meletus antara kelompok bersenjatanya dan militer negara itu pada Sabtu.
 
Baca juga: Bentrok, Militer dan Milisi Sudan Terus Saling Menyalahkan
 
Pada hari Minggu, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Dagalo merilis sebuah video yang menyatakan telah menguasai bandara Meroe di utara negara itu. Dagalo mengatakan, RSF menguasai istana kepresidenan, bandara Khartoum, dan markas Komando Umum.
 
Pemimpin militer negara itu, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, membantah klaim Dagalo. Ia mengatakan, militer mempertahankan kendali atas situs-situs pemerintah.
 
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Dagalo – juga dikenal sebagai Hemedti – menggambarkan Burhan sebagai “penjahat”, menuduhnya menghasut pertempuran.
 
“Bukan kami yang melakukan ini,” kata Dagalo.
 
“Kami membela diri. Kami mohon maaf dan kami memberi tahu rakyat Sudan bahwa krisis ini akan berakhir, dan Sudan akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan ini akan menjadi pelajaran untuk dipelajari di masa depan," sambungnya.
 
Dagalo menuduh militer Sudan melanggar gencatan senjata kemanusiaan sementara yang ditengahi PBB pada Minggu malam.
 
“Kami diserang dari segala arah,” kata Dagalo. 
 
“Kami berhenti berkelahi dan pihak lain tidak, yang menempatkan kami dalam kesulitan, dan kami harus terus berjuang untuk mempertahankan diri,” klaimnya.
 
Dagalo juga berspekulasi bahwa Burhan telah kehilangan kendali atas militernya, mengatakan "mereka sepertinya tidak mendengarkannya."
 
Kebangkitan Dagalo ke tampuk kekuasaan dimulai ketika dia menjadi pemimpin pasukan Janjaweed yang terkenal di Sudan, yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik Darfur pada awal tahun 2000-an.
 
Kelompoknya menewaskan sedikitnya 118 orang dalam protes pro-demokrasi pada Juni 2019 setelah pasukan melepaskan tembakan ke aksi duduk yang damai.
 
Dia dan Burhan sangat penting dalam penggulingan Presiden Omar al-Bashir 2019, tetapi sejak itu terkunci dalam perebutan kekuasaan, dengan ketegangan terkait integrasi RSF ke dalam tentara.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan