Kerumunan orang bersorak ketika perempuan membakar jilbab mereka, melemparnya ke api unggun di Sari pada Selasa. Kerusuhan berlanjut untuk malam kelima dan menyebar ke lebih banyak kota.
Aktivis mengatakan, dua pengunjuk rasa pria ditembak mati oleh pasukan keamanan di Urmia dan Piranshahr, di barat laut. Seorang asisten polisi juga dilaporkan tewas di Shiraz, di selatan Iran.
Setidaknya enam orang kini dilaporkan tewas sejak protes terhadap undang-undang jilbab dan polisi moral meletus setelah kematian Mahsa Amini. Perempuan Kurdi berusia 22 tahun dari kota barat laut Saqez itu meninggal di rumah sakit pada Jumat pekan lalu, setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma.
Dia bersama saudara laki-lakinya di Teheran ketika dia ditangkap oleh polisi moral. Polisi moral menuduhnya melanggar hukum yang mewajibkan perempuan untuk menutupi rambut mereka dengan jilbab, dan lengan serta kaki mereka dengan pakaian longgar.
Dia jatuh koma tak lama setelah pingsan di pusat penahanan.
"Ada laporan bahwa polisi memukul kepala Amini dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka," kata Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Nada al-Nashif, dikutip dari BBC, Rabu, 21 September 2022.
Baca juga: Viral Perempuan 22 Tahun Tewas Usai Ditahan 'Polisi Moral' di Iran
Polisi membantah dia dianiaya. Mereka mengatakan, dia menderita gagal jantung mendadak. Tetapi keluarganya menegaskan, dia sehat dan bugar.
"Kematian tragis Mahsa Amini dan tuduhan penyiksaan dan perlakuan buruk harus segera diselidiki, tidak memihak dan efektif oleh otoritas independen yang kompeten, yang memastikan, khususnya, bahwa keluarganya memiliki akses ke keadilan dan kebenaran," kata Nashif.
Dia mencatat bahwa PBB telah menerima banyak, video perlakuan kekerasan terhadap perempuan yang telah diverifikasi, ketika polisi moral memperluas patroli jalan mereka dalam beberapa bulan terakhir untuk menindak mereka yang dianggap mengenakan 'jilbab longgar'.
"Pihak berwenang harus berhenti menargetkan, melecehkan, dan menahan wanita yang tidak mematuhi aturan jilbab," tambahnya. Ia menyerukan pencabutan aturan tersebut.
Seorang pembantu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengunjungi keluarga Amini pada Senin. Ia mengatakan kepada mereka bahwa semua lembaga akan mengambil tindakan untuk membela hak-hak yang dilanggar.
Anggota parlemen senior Jalal Rashidi Koochi secara terbuka mengkritik polisi moral. Menurutnya, pasukan itu adalah 'kesalahan' karena hanya menghasilkan 'kerugian dan kerusakan' bagi Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News