Menurut keterangan koresponden AFP, sekitar 100 warga Palestina berunjuk rasa di sekitar Gerbang Damaskus, dan polisi mengizinkan mereka untuk menyingkirkan barikade ke area publik. Polisi menggunakan pengeras suara untuk mengumumkan bahwa area tersebut sudah dibuka untuk semua orang.
Sejak awal Ramadan tahun ini, warga Palestina memprotes langkah Israel yang menutup area publik di Kota Tua Yerusalem. Padahal selama ini, area tersebut digunakan untuk acara buka puasa bersama dan berbagai kegiatan lain.
Bentrokan antara warga Palestina dan polisi ini diperparah kemunculan sejumlah Yahudi ultra-nasionalis dan ekstremis yang meneriakkan slogan "anti-Arab."
Ketegangan memuncak pada Kamis kemarin, saat masyarakat Israel berhaluan sayap kanan berjalan menuju Kota Tua Yerusalem sembari mengucapkan yel-yel "kematian untuk Arab."
Setidaknya 125 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi di Yerusalem di hari yang sama.
Satu hari setelahnya, bentrokan kembali terjadi usai ribuan Muslim meninggalkan Masjid Al-Aqsa usai salat Isya dan Tarawih. Mereka bertemu sekelompok polisi bersenjata, beberapa di antaranya menaiki kuda, yang yang melarang adanya perkumpulan massa.
Sebelumnya pada Sabtu kemarin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan "ketenangan di semua kubu" di tengah rangkaian aksi kekerasan dan bentrokan di Yerusalem.
Namun ia juga mengingatkan bahwa Israel "siap menangani semua skenario" usai puluhan roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke arah Israel. Tel Aviv telah membalas peluncuran roket itu dengan serangan udara.
Militer Israel mengatakan, 36 roket telah diluncurkan dari Gaza pada Jumat kemarin. Roket diluncurkan usai pemimpin Gaza, Hamas, menyuarakan dukungan untuk aksi unjuk rasa warga Palestina di Yerusalem.
Baca: Bentrokan di Yerusalem Berlanjut, PM Israel Serukan Ketenangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News