Kepala Staf Kepresidenan Brasil Onyx Lorenzoni menolak bantuan dan meminta Presiden Emmanuel Macron untuk fokus menangani urusan "dalam negeri Prancis dan para koloninya."
"Kami mengapresiasi (bantuan), tapi mungkin sumber daya itu lebih relevan jika dipakai untuk reboisasi Eropa," ujar Lorenzoni kepada situs berita G1, dilansir dari AFP, Selasa 27 Agustus 2019.
"Macron bahkan tidak dapat menghindari terjadinya kebakaran di sebuah gereja yang merupakan situs warisan dunia. Lantas, sekarang dia berniat mengajari negara kami?" lanjutnya, merujuk pada tragedi katedral Notre-Dame.
Sebelumnya Pemerintah Brasil sempat menyambut baik niat G7 untuk menyalurkan dana dalam membantu memadamkan kebakaran hutan di Amazon. Menteri Lingkungan Hidup Brasil Ricardo Salles merespons positif gestur G7 tersebut.
Namun setelah pertemuan antara Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan para jajaran menterinya, pemerintah mengubah sikap.
"Brasil adalah negara bebas dan demokratis yang tidak pernah memiliki sejarah kolonial atau imperialis. Mungkin Macron berniat ke arah sana? ungkap Lorenzoni.
Ketegangan meningkat antara Prancis dan Brasil usai Macron menyebut kebakaran hutan di Amazon adalah krisis internasional. Bolsonaro mengecam pernyataan Macron, dan menyebutnya sebagai sosok "bermental koloni."
Perselisihan keduanya semakin mendalam usai Bolsonaro mengeluarkan komentar tak pantas terkait istri Macron, Brigitte. "Dia telah mengomentari istri saya di media sosial, dan itu adalah perbuatan yang tidak sopan," kata Macron.
Kemarahan Macron bermula dari salah satu pendukung Bolsonaro yang mengunggah komentar di Facebook. Komentar itu berisi ejekan terhadap Brigitte, yang juga membandingkannya dengan istri Bolsonaro, Michelle.
"Kini kalian mengerti mengapa Macron mempersekusi Bolsonaro?" tulis seorang pemilik akun bernama Rodrigo Andreaca.
Menurut akun tersebut, Briggite terlihat sangat tua dan Macron cemburu karena penampilan Michelle lebih menarik daripada Brigitte.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News