medcom.id, Moskow: Rusia mengecam penyerangan di dua tempat terpisah di Iran. Negeri Beruang Merah pun mendesak koordinasi melawan kelompok Islamic State (ISIS).
Sebelumnya, ISIS melalui media propagandanya, Amaq, mengklaim bertanggungjawab atas serangan penembakan dan bom bunuh diri itu. 12 jiwa dilaporkan tewas dalam kejadian ini dan 39 lainnya terluka.
"Kami mengecam tindakan teroris ini. Rangkaian serangan yang masih terus terjadi menunjukkan kebutuhan tindakan terkoordinasi melawan terorisme dan ISIS," ujar Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, seperti dikutip AFP, Rabu 7 Juni 2017.
Serangan ini diawali pada pagi hari waktu setempat, saat empat orang bersenjata masuk ke dalam kompleks parlemen di pusat kota Teheran. Satu orang petugas keamanan dilaporkan tewas dan seorang warga sipil juga menjadi korban.
Pihak Kementerian Dalam Negeri Iran menyebutkan bahwa penyerang menggunakan pakaian perempuan dan masuk melalui pintu pengunjung.
Di saat bersamaan, tiga atau empat orang pelaku melakukan serangan di kompleks pemakaman Ayatullah Ruhollah Khomeini. Seorang tukang kebun tewas dalam penyerangan ini dan melukai beberapa orang lainnya.

Kondisi Iran saat serangan terjadi (Foto: AFP).

Kondisi Iran saat serangan terjadi (Foto: AFP).
Tidak ada korban WNI
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Teheran menyebutkan tidak ada WNI jadi korban.
Sementara situasi di Kota Teheran saat ini kurang kondusif dan dianjurkan bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan disarankan tidak keluar rumah/KBRI atau ke tempat keramaian.
Kota Teheran sendiri dalam kondisi siaga dan jalanan tampak diblokir dan operasi kereta dihentikan. Jurnalis pun diminta menjauhi sekitar lokasi penyerangan.
Menteri Dalam Negeri Abdolrahman Fazli mengatakan bahwa pemerintah saat ini melakukan rapat di dewan keamanan Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id