Kerusakan di Ukraina. (DIMITAR DILKOFF/AFP)
Kerusakan di Ukraina. (DIMITAR DILKOFF/AFP)

1000 Hari Sejak Perang Rusia-Ukraina, Besar Kerugian Kedua Negara, Korban Jiwa Capai Jutaan

Riza Aslam Khaeron • 19 November 2024 16:30
Jakarta: Pada 19 November 2024, Ukraina menandai 1.000 hari sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai pada Februari 2022. Perang ini telah membawa dampak besar, tidak hanya pada kedua negara tetapi juga pada dunia secara keseluruhan.
 
Kerugian besar yang terjadi di kedua belah pihak menjadikan konflik ini yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, dan dampaknya masih terasa hingga hari ini. Berikut besar kerugian kedua negara.
 

Kerugian Bagi Ukraina

Perang ini telah menyebabkan kerugian besar bagi warga sipil Ukraina. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setidaknya 12.162 warga sipil tewas dan 26.919 terluka sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022 hingga Oktober 2024.
 
Angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena sulitnya memperoleh data akurat dari daerah konflik.

Militer Ukraina juga mengalami kerugian signifikan. Berdasarkan estimasi dari Kementerian Pertahanan Rusia, sekitar 700.000 tentara Ukraina, termasuk relawan asing, telah tewas atau terluka hingga Juli 2024.
 
Wall Street Journal melaporkan bahwa setidaknya 80.000 tentara Ukraina tewas dan 400.000 terluka sebelum September 2024.
 
Proyek UALosses juga mencatat sekitar 60.435 tentara Ukraina tewas, termasuk korban non-kombat, hingga November 2024.
 
Kerugian ekonomi Ukraina sangat besar. Pada 2022, PDB Ukraina menyusut sebesar 29,1% akibat invasi Rusia. Produksi baja turun hingga 71% karena penghancuran dan pendudukan pabrik-pabrik utama, sementara ekspor anjlok sebesar 35%.
 
Laporan UNDP dan Bank Dunia pada 2023 memperkirakan kerugian lebih dari 10 miliar dolar AS dari serangan Rusia sepanjang 2022, memutus pasokan listrik untuk 12 juta orang, dan mengurangi kapasitas pembangkit listrik hingga 61%, termasuk di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
 
Meski ada sedikit pertumbuhan, ekonomi Ukraina hanya mencapai 78% dari ukuran sebelum invasi, dengan industri baja dan gandum mengalami kerusakan parah.
 

Kerugian Bagi Rusia

Kerugian Rusia juga sangat besar. BBC News Russian dan Mediazona melaporkan antara 141.506 hingga 197.564 tentara Rusia tewas hingga November 2024, termasuk pasukan PMC Wagner dan milisi lainnya.
 
The Economist memperkirakan total korban, termasuk yang terluka, mencapai antara 462.000 hingga 728.000 orang pada Juli 2024.
 
Laporan dari Angkatan Bersenjata Ukraina memperkirakan 707.540 tentara Rusia tewas atau terluka hingga November 2024. 
 
Pemerintah Inggris melaporkan sekitar 700.000 tentara Rusia tewas atau terluka pada November 2024.
 
Departemen Pertahanan AS juga memperkirakan lebih dari 115.000 tentara Rusia tewas, dengan 500.000 lainnya terluka hingga Oktober 2024.
 
Sanksi internasional juga memberikan dampak berat bagi perekonomian Rusia. Ekonomi Rusia menyusut sebesar 2,1% pada 2022, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Sanksi dari AS, Eropa, dan negara lainnya sangat berdampak pada sektor manufaktur dan perdagangan di Rusia.
 
Kerugian ini sebagian diimbangi oleh peningkatan pengeluaran militer dan ekspor minyak serta gas, serta sektor pertanian dan pertambangan.
 
Rusia juga menghindari beberapa sanksi melalui barter, transaksi dengan negara yang tidak memberikan sanksi, dan menggunakan mata uang kripto.
 
Sejak awal invasi, pasar saham Rusia turun drastis, rubel jatuh ke posisi terendah, dan banyak perusahaan asing keluar dari Rusia, memicu krisis tenaga kerja terutama di sektor teknologi.
 
Kerugian ekonomi juga mencakup penurunan ekspor energi ke negara-negara Eropa, yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama Rusia.
 
Meskipun Rusia berhasil mengalihkan sebagian ekspor energinya ke Timur Tengah dan Asia, total pendapatan negara dari sektor energi turun drastis, memaksa Rusia menghadapi defisit anggaran yang cukup besar pada tahun 2024.
 

Prospek Perdamaian?

Baik Ukraina maupun Rusia terus berupaya memperbaiki posisi mereka di medan perang sebelum kemungkinan negosiasi.
 
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berharap agar perang dapat diakhiri pada tahun 2025 melalui jalur diplomasi, tetapi ia menolak keras kemungkinan gencatan senjata tanpa jaminan keamanan nyata bagi Ukraina.
 
Di sisi lain, Kremlin menuntut agar Ukraina meninggalkan ambisi untuk bergabung dengan NATO dan menyerahkan empat wilayah yang saat ini sebagian dikuasai oleh pasukan Rusia.
 
Dengan Donald Trump yang akan kembali ke Gedung Putih pada Januari mendatang, prospek dukungan militer Amerika Serikat menjadi tidak pasti.
 
Trump telah berjanji untuk mengakhiri perang dengan cepat, meskipun tidak merinci bagaimana caranya, yang menambah ketidakpastian mengenai masa depan konflik ini.
 
Perang yang telah berlangsung selama 1.000 hari ini tidak hanya membawa kerugian besar bagi kedua negara, tetapi juga menguji ketahanan diplomasi global.
 
Meskipun negosiasi terus diupayakan, baik Kyiv maupun Moskow tampaknya akan terus berjuang untuk memperoleh posisi tawar yang lebih kuat dalam konflik yang masih jauh dari selesai.
 
Baca Juga:
2 Misil Jarak Jauh Milik Ukraina untuk Hantam Rusia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan