Pernyataan disampaikan menjelang keputusan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait perjanjian nuklir. Trump sebelumnya mengancam menarik diri dari perjanjian yang dianggapnya memiliki banyak cacat dan terlalu menguntungkan Iran.
Baca: Trump Segera Putuskan Sikap soal Perjanjian Nuklir Iran
Berbicara kepada radio RTL, Selasa 8 Mei 2018, Parly menyebut Iran telah menghormati perjanjian tersebut, yang bertajuk Joint Comprehensive Plan of Action atau JCPOA.
JCPOA adalah perjanjian yang disepakati Iran dan beberapa negara dunia tiga tahun lalu. Lewat perjanjian ini, Iran membatasi program nuklir negara, dan sebagai gantinya, sejumlah sanksi ekonomi terhadap Teheran dicabut.
Sejauh ini, hanya AS yang menyatakan JCPOA memiliki banyak kekurangan. Negara penandatangan lain seperti Prancis, Jerman dan Inggris memutuskan tetap berkomitmen terhadap JCPOA.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson telah membujuk Trump agar tetap berkomitmen terhadap JCPOA.
Namun seorang pejabat AS mengatakan pada Senin kemarin bahwa upaya Eropa dalam mengatasi kekhawatiran Trump mungkin tidak akan cukup untuk menyelamatkan JCPOA.
"Perjanjian ini adalah faktor dari perdamaian dan stabilisasi di kawasan yang sangat eruptif," ungkap Parly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News