Pemimpin perang Serbia, Radovan Karadzic dipenjara seumur hidup. (Foto: AFP).
Pemimpin perang Serbia, Radovan Karadzic dipenjara seumur hidup. (Foto: AFP).

Penjara Seumur Hidup Pembantai Warga Bosnia Disambut Gembira

Arpan Rahman • 21 Maret 2019 18:07
Srebrenica: Kerabat korban pembantaian Srebrenica mengelu-elukan hukuman seumur hidup yang dijatuhkan pada Rabu 20 Maret atas pemimpin perang Serbia, Radovan Karadzic, karena genosida dan kejahatan perang selama 1990-an.
 
Baca juga: Penjahat Perang Serbia Menunggu Vonis.
 
Panel hakim banding di Den Haag meningkatkan hukuman awal 40 tahun Karadzic atas kekejaman selama perang antar-etnis Bosnia menjadi seumur hidup di penjara.

Dia juga dinyatakan bersalah atas perannya dalam pembantaian Srebrenica Juli 1995 terhadap lebih dari 8.000 pria dan bocah lelaki Muslim oleh pasukan Serbia Bosnia. Pembantaian itu kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II dan dianggap genosida oleh pengadilan internasional.
 
Perang tiga tahun yang berakhir pada 1995 antara Kroasia, Muslim, dan Serbia di Bosnia menewaskan 100.000 orang. "Terima kasih Tuhan untuk ini, sebab vonis lain sudah menyakitkan kami," kata Bida Osmanovic, yang putranya Faruk, 22 tahun, tewas dalam pembantaian.
 
Dia termasuk di antara sekitar 50 ibu, saudari, dan janda Srebrenica serta beberapa lelaki yang selamat dari kekejaman. Mereka menyaksikan vonis di sebuah tugu di Potocari, tepat di luar kota yang malang tersebut.
 
Batin mulai tenang
 
Nura Alispahic datang dari Sarajevo di mana dia tinggal untuk bergabung dengan kerumunan.
 
"Jiwa saya kembali tenang sekarang, rasa sakitku sedikit terlipur," kata wanita berusia 74 tahun itu kepada AFP, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 21 Maret 2019.
 
Suaminya dan seorang putra berusia 15 tahun tewas di Srebrenica. Putra lainnya juga terbunuh dalam perang. Sejumlah keluarga berkumpul di sebelah kuburan dan sebelum mendengarkan vonis mengunjungi kuburan di mana sisa-sisa jasad orang yang mereka cintai dimakamkan.
 
"Kita akan mengunjungi anak-anak kita," kata seorang wanita menuju batu nisan putih.
 
Menjelang vonis, para korban mengatakan mereka berharap hasilnya seperti itu.
 
"Harapan saya dan satu-satunya pikiran saya adalah (Karadzic) dijatuhi hukuman seumur hidup," kata Hajrija Oric, 63, kepada AFP.
 
Putranya berusia 17 tahun, Elvir, dan suaminya, Sahin, keduanya tewas dalam pembantaian itu. Jenazah mereka ditemukan bertahun-tahun kemudian dan dimakamkan.
 
"Yang saya temukan hanyalah segenggam tulang dan kepala. Saya akan memberikan segalanya, saya akan memberikan mataku, jika saya bisa membawa mereka kembali tetapi itu tidak bisa terjadi," gumamnya.
 
Orang Serbia menyangkal
 
Nedzad Avdic, korban selamat dari pembantaian yang ayahnya terbunuh saat itu, menekankan pentingnya vonis tersebut karena sebagian besar etnis Serbia, termasuk para pemimpin politik mereka, masih mengecilkan skala kejahatan Srebrenica.
 
"Putusan ini datang sangat terlambat, tetapi bagi kami ini adalah hari yang sangat penting karena semakin banyak penyangkalan bahwa itu adalah genosida,” katanya.
 
“Itu akan menutup mulut semua orang yang menyangkal apa yang terjadi di sini," kata Avdic, 40.
 
Oric setuju dengan itu. "Tidak ada yang bisa memberi tahu kita bahwa itu tidak benar," katanya.
 
Banyak orang Serbia di Bosnia dan Serbia memandang Karadzic sebagai pahlawan yang melindungi rakyatnya.
 
Nasionalis Serbia-Bosnia, Milorad Dodik, yang sekarang memimpin kepresidenan tripartit Bosnia, mengatakan pada malam vonis diambil bahwa dia yakin Karadzic tidak pernah memutuskan untuk menyerang warga sipil.
 
"Saya tidak mempercayai legitimasi pengadilan (PBB yang berbasis di Den Haag) ini. Itu tidak memenuhi tugasnya yaitu membangun dengan putusan mendasar untuk rekonsiliasi" di bekas Yugoslavia, kata Dodik.
 
Putusan Rabu adalah salah satu kasus terakhir yang tersisa dari runtuhnya bekas Yugoslavia dan dijatuhkan oleh Mekanisme Residual Internasional untuk Pengadilan Kriminal.
 
Badan itu menangani kasus-kasus yang tersisa dari pengadilan yang sekarang tidak berfungsi untuk bekas Yugoslavia dan Rwanda.
 
Kepala militer masa perang Karadzic, Ratko Mladic, dijuluki "Jagal Bosnia", saat ini mengajukan banding hukuman seumur hidup atas tuduhan yang sama.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan