Bantahan juga dilayangkan usai Amerika Serikat (AS) menilai Rusia bertanggung jawab penuh atas segala jenis serangan di Ghouta Timur.
"Kami dengan tegas membantah informasi ini,"ujar Mayor Jenderal Yuri Yevtushenko, Kepala Pusat Rekonsiliasi Kubu Bertikai di Suriah, kepada sejumlah awak media.
"Setelah Douma terbebas dari militan, kami siap mengirim tim pakar radiasi dan pertahanan serangan kimia serta biologi untuk mengumpulkan data yang akan mengonfirmasi bahwa tuduhan ini hanyalah rekayasa," tambah dia, seperti dikutip AFP.
Sedikitnya 80 orang dilaporkan tewas di Douma sejak Jumat kemarin, menurut data yang disampaikan grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR). Dari 80 korban tersebut, 40 di antaranya dilaporkan meninggal dunia akibat gas beracun.
Baca: Serangan Kimia di Douma Suriah Tewaskan 40 Orang
Organisasi relawan White Helmets juga menuduh pasukan Suriah menggunakan "gas klorin" dalam serangan di Douma. Video yang diunggah White Helmets di Suriah, meski belum dapat diverifikasi, menunjukkan adanya sejumlah warga sipil yang mengeluarkan busa dari mulut -- salah satu tanda keracunan gas beracun.
Sebelumnya, AS mengecam keras dugaan serangan kimia di Douma. Jika serangan itu terbukti, Washington menilai Moskow juga harus bertanggung jawab karena selama ini "mendukung penuh" rezim Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News