Kedua belas orang itu adalah bagian dari gerakan Extinction Rebellion, yang fokus utamanya adalah mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu perubahan iklim.
Beberapa dari aktivis tersebut hanya mengenakan celana dalam, dan bahkan menggunakan lem untuk menempelkan diri ke panel kaca dekat ruangan debat Brexit.
Para anggota parlemen sempat melirik ke arah para demonstran. Ketua Parlemen Inggris John Bercow kemudian menyatakan bahwa debat kedua mengenai perjanjian alternatif Brexit ini tetap dilanjutkan meski ada unjuk rasa.
Kepolisian London atau biasa juga disebut Scotland Yard mengaku telah mengerahkan petugas ke lokasi untuk bernegosiasi dengan para aktivis. "Dua belas penangkapan telah dilakukan atas perilaku tak pantas," ujar pihak kepolisian.
Extinction Rebellion menyebut aksi mereka sebagai usaha menarik perhatian para politikus terhadap "krisis iklim dan ekologi."
Berbicara kepada ITV News, seorang simpatisan Extinction Rebellion mengatakan bahwa pemerintah Inggris perlu berbuat lebih banyak mengenai isu perubahan iklim. "Brexit sudah tidak akan ada artinya lagi jika planet ini musnah," katanya.
Sementara itu terkait debat Brexit tadi malam, parlemen Inggris kembali gagal mencapai kata sepakat. Padahal, tenggat waktu Brexit sudah semakin mendekat, kurang dari dua pekan lagi.
Uni Eropa telah menetapkan tenggat waktu Brexit pada 12 April, yang merupakan perpanjangan dari jadwal semua pada 29 Maret.
Perpanjangan itu diberikan setelah parlemen House of Commons tiga kali menolak perjanjian Brexit yang telah dinegosiasikan Perdana Menteri Theresa May dengan UE.
Hari ini, Selasa 2 April 2019, Barclay mengatakan bahwa kabinet PM May akan kembali menggelar pertemuan untuk mendiskusikan hasil pemungutan suara di parlemen tadi malam.
Baca: Parlemen Inggris Kembali Tolak Semua Alternatif Brexit
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News