Parlemen Inggris mencari kesepakatan alternatif Brexit pada Senin 1 April 2019. (Foto: AFP/PRU)
Parlemen Inggris mencari kesepakatan alternatif Brexit pada Senin 1 April 2019. (Foto: AFP/PRU)

Parlemen Inggris Kembali Tolak Semua Alternatif Brexit

Willy Haryono • 02 April 2019 09:33
London: Parlemen Inggris kembali gagal mencapai kata sepakat dalam mencari segala bentuk perjanjian alternatif terkait Brexit tadi malam. Padahal, tenggat waktu Brexit sudah semakin mendekat, kurang dari dua pekan lagi.
 
Brexit adalah istilah bagi keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa. UE telah menetapkan tenggat waktu Brexit pada 12 April, yang merupakan perpanjangan dari jadwal semua pada 29 Maret.
 
Perpanjangan itu diberikan setelah parlemen House of Commons tiga kali menolak perjanjian Brexit yang telah dinegosiasikan Perdana Menteri Theresa May dengan UE.

Merasa bahwa perjanjian versi PM May tidak menguntungkan, parlemen Inggris berusaha mencari alternatif. Namun dua pertemuan di parlemen Inggris untuk menyepakati alternatif Brexit juga berakhir gagal.
 
Dilansir dari laman AFP, Menteri Brexit Steve Barclay mengindikasikan pemerintahan PM May dapat menggelar pemungutan suara Brexit untuk kali keempat. PM May pun telah menyiratkan ide ini sebelumnya, dengan mengatakan bahwa, "kami membutuhkan sebuah rute alternatif untuk maju ke depan."
 
Hari ini, Selasa 2 April 2019, Barclay mengatakan bahwa kabinet PM May akan kembali menggelar pertemuan untuk mendiskusikan hasil pemungutan suara di parlemen tadi malam.
 
Sementara di Brussels, UE telah menyerukan adanya pertemuan darurat pada 10 April mendatang. Jika Brexit berakhir tanpa perjanjian dua hari setelahnya, maka hubungan dagang Inggris UE -- mitra terbesar di benua Eropa -- terputus.
 
UE menyadari Brexit yang berakhir tanpa perjanjian akan mengganggu aktivitas warga dan dunia bisnis di Inggris. Jika hal tersebut terjadi, maka hubungan UE dengan Inggris akan mengacu pada aturan publik internasional.
 
"Termasuk aturan-aturan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)," ungkap Komisi Eropa.
 
"Kami selalu bersabar menanti sahabat kami di Inggris, tapi kesabaran ini sudah mulai habis," kata Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker kepada saluran televisi Italia, Rai 1.
 
Guy Verhofstadt, kepala komite Brexit di Parlemen Eropa, memprediksi bahwa skenario Brexit tanpa perjanjian sudah "hampir tidak dapat terhindarkan."
 
Ia menilai pertemuan kabinet dan parlemen Inggris hari ini merupakan "kesempatan terakhir untuk memecah kebuntuan."
 
Baca: Tawaran Mundur PM Inggris Demi Keberhasilan Brexit

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan