Demo dimulai serentak pada pukul 13.00 siang waktu setempat, kemarin. Demo ini telah memasuki minggu ke-19 dan berlangsung di beberapa kota seperti Bordeaux, Toulouse, dan Nice.
Dilansir dari New York Times, Minggu 24 Maret 2019, hampir enam ribu personel polisi berjaga di jalan-jalan utama Paris, terutama di sekitar Champs-Elysees dan Arc de Triomphe, daerah yang kerap dirusak oleh massa selama beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Prancis telah merilis pengumuman bahwa massa Rompi Kuning tidak diperbolehkan berdemo di dua daerah tersebut, termasuk area sekitar Majelis Nasional dan Istana Presiden Elysee. Empat area itu kini telah ditutup.
Baca: Cegah Kekerasan Rompi Kuning, Prancis Kerahkan Militer
"Polisi akan lebih proaktif untuk segera menghentikan kekerasan dan bentrokan, jika terjadi di demo tersebut," kata Kepala Kepolisian Prancis Didier Lallement.
Gerombolan massa dilaporkan menuju Trocadero, menyeberangi Sungai Seine dari Menara Eiffel, tempat berkumpul yang direncanakan massa Rompi Kuning. Menara Eiffel pun kini masih dijaga ketat.
Rompi kuning atau "gilet jaunes" memulai unjuk rasa di Paris dan berbagai kota lainnya di Prancis pada November 2018. Unjuk rasa dipicu rencana pemerintah Prancis menaikkan pajak bahan bakar minyak.
Presiden Emmanuel Macron menunda rencana penaikan pajak BBM untuk menghentikan demonstrasi rompi kuning. Namun gerakan terus berlanjut dan meluas menjadi penentangan terhadap elitisme dan Macron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News