Polisi menangkap Stephane Poussier di rumahnya di Dives-sur-Mer pada Minggu 25 Maret 2018, usai dirinya menuliskan dua tweet yang merendahkan Letnan Kolonel Arnaud Beltrame.
"Saat ada polisi yang ditembak, saya teringat teman saya Remi Fraisse," tulis Poussier di Twitter, merujuk pada seorang aktivis lingkungan yang tewas terkena granat kejut dalam unjuk rasa pada 2014.
"Dan saat ini (yang terkena tembakan) adalah seorang kolonel, luar biasa! Satu pendukung (Presiden Prancis Emmanuel) Macron berkurang," tambah dia, seperti dikutip AFP.
Beltrame ditembak dan ditusuk mati pelaku penyanderaan, usai dirinya menawarkan bertukar tempat dengan seorang sandera. Selain membunuh Beltrame, pelaku bernama Radouane Lakdim telah membunuh tiga orang dalam penyanderaan pada Jumat kemarin.
Baca: Tawarkan Diri Jadi Sandera, Polisi Prancis Ditembak Mati
Otoritas Prancis menduga kuat Lakdim telah menjadi radikal akibat pengaruh propaganda kelompok militan Islamic State (ISIS).
Macron menyebut Beltrame sebagai pahlawan, dan upacara pemakaman nasional akan digelar untuk menghormati pengorbanannya.
Pernyataan Poussier memicu reaksi keras, dan akun Twitter-nya sudah ditutup. "Stephane Poussier sudah ditahan sejak 11.30 pagi ini karena menjustifikasi aksi terorisme lewat komentarnya di Twitter," ucap jaksa lokal David Pamart kepada AFP.
Poussier terancam hukuman tujuh tahun penjara dan denda 100 ribu euro jika terbukti bersalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id